Klenting Puspa hasilkan 22 persen balita bebas dari tengkes di Jakarta
16 Juni 2023 19:01 WIB
Sebanyak 150 tamu undangan mengikuti kegiatan “Closing Ceremonial Klenting Puspa (Kolaborasi Intervensi Penurunan stunting Puskesmas Pademangan) di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Jumat (16/6/2023). ANTARA/Abdu Faisal.
Jakarta (ANTARA) - Program intervensi Puskesmas Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara bersama satu BUMD Provinsi DKI Jakarta dan swasta, bernama Kolaborasi Intervensi Penurunan Stunting Puskesmas Kecamatan Pademangan (Klenting Puspa) menghasilkan 36 dari 162 anak balita atau 22 persen di tiga kelurahan di daerah itu terbebas dari risiko tengkes (stunting).
Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk Winarto saat ditemui di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Jumat, mengatakan, kongkretnya program itu, antara lain adalah pemberian protein hewani berupa dua butir telur dan sekotak susu per hari, sejak Maret 2023.
Total dalam sebulan, mencapai 900 butir telur serta susu jenis tinggi protein sebanyak 4.860 kotak untuk menyukseskan program itu.
Sementara itu, PT Charoen Pokphand selaku pemangku kepentingan dari pihak swasta mendistribusikan telur sebanyak 500 kilogram (kg) per bulan.
Kepala Puskesmas Kecamatan Pademangan dr Octoviana Carolina mengatakan sebaran anak berisiko tengkes di Kelurahan Ancol sebanyak 50 balita, Kelurahan Pademangan Timur ada 53 balita dan Kelurahan Pademangan Barat sebanyak 59 balita.
Baca juga: Pemprov didesak beri subsidi daging dan telur guna cegah tengkes
Pihaknya juga membuat program intervensi lain seperti 'catatan penting penurunan stunting' (Cating), yaitu suatu tabel informasi/data register balita tengkes yang berisi informasi mulai dari tinggi badan, berat badan dan lain-lain.
Kegunaan Cating agar Puskesmas Kecamatan Pademangan dan lintas sektor terkait di wilayah Pademangan dengan mudah memantau tumbuh-kembang anak tersebut.
Selain itu, ada juga kegiatan 'makan bersama Pademangan turunkan stunting' (Mamang Turing), yaitu kegiatan edukasi untuk membiasakan orang tua dan anak memakan makanan dengan gizi seimbang sebanyak dua kali per pekan selama 90 hari (tiga bulan).
"Tujuan Klenting Puspa adalah penguatan intervensi tengkes melalui kolaborasi. Pemprov DKI tidak bisa bekerja sendiri karena terkait anggaran kita juga cukup terbatas saat pandemi, karena kita sedang pemulihan (recovery). Selain itu, sumber daya manusia juga terbatas," kata Octoviana.
Melalui beraneka macam kegiatan kolaborasi bersama BUMD dan pihak swasta selama Maret 2023 hingga Juni 2023 itulah, balita yang mengalami risiko stunting di Kelurahan Pademangan Timur dapat dikurangi 10 anak, balita di Kelurahan Pademangan Barat yang berisiko stunting berkurang 14 anak, dan balita di Kelurahan Ancol yang berisiko stunting berkurang 12 anak.
Baca juga: Anggota DPRD minta Pemprov DKI turunkan harga telur dan daging
Tahap pertama
Program Klenting Puspa tahap pertama sudah ditutup dengan acara yang berlangsung di Ecopark Ancol pada Jumat ini.
Namun, Octoviana memastikan pihaknya masih akan menjalin komunikasi dengan para pemangku kepentingan lainnya, termasuk dengan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dan PT Charoen Pokphand, agar bisa terus terlibat dalam program Klenting Puspa tahap berikutnya.
Tengkes adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak pada anak yang disebabkan karena kekurangan gizi dalam waktu lama sejak anak masih di dalam kandungan.
Kondisi ekonomi keluarga menjadi salah satu faktor penyokong terjadi tengkes pada balita, selain terbatasnya akses sanitasi air bersih, meningkatnya kebutuhan gizi karena infeksi berulang, serta kurangnya stimulasi.
Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) oleh Kementerian Kesehatan tahun 2021, Provinsi DKI Jakarta memiliki angka tengkes g sebesar 16,8 persen balita. Sedangkan wilayah Jakarta Utara memiliki angka prevalensi tengkes tertinggi untuk kategori kotamadya yaitu sebesar 20,4 persen balita.
Baca juga: Legislator ingatkan penanganan stunting jangan momen tertentu saja
Namun angka tengkes di Jakarta jauh mengalami penurunan jika dibandingkan SSGI tahun 2013 yang mencapai 37,2 persen. Penurunan tersebut diperkirakan terjadi mulai dari 2018, sejak intervensi stunting telah dilakukan secara masif dari tingkat provinsi, kota, kecamatan, hingga kelurahan di DKI Jakarta.
Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk Winarto saat ditemui di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Jumat, mengatakan, kongkretnya program itu, antara lain adalah pemberian protein hewani berupa dua butir telur dan sekotak susu per hari, sejak Maret 2023.
Total dalam sebulan, mencapai 900 butir telur serta susu jenis tinggi protein sebanyak 4.860 kotak untuk menyukseskan program itu.
Sementara itu, PT Charoen Pokphand selaku pemangku kepentingan dari pihak swasta mendistribusikan telur sebanyak 500 kilogram (kg) per bulan.
Kepala Puskesmas Kecamatan Pademangan dr Octoviana Carolina mengatakan sebaran anak berisiko tengkes di Kelurahan Ancol sebanyak 50 balita, Kelurahan Pademangan Timur ada 53 balita dan Kelurahan Pademangan Barat sebanyak 59 balita.
Baca juga: Pemprov didesak beri subsidi daging dan telur guna cegah tengkes
Pihaknya juga membuat program intervensi lain seperti 'catatan penting penurunan stunting' (Cating), yaitu suatu tabel informasi/data register balita tengkes yang berisi informasi mulai dari tinggi badan, berat badan dan lain-lain.
Kegunaan Cating agar Puskesmas Kecamatan Pademangan dan lintas sektor terkait di wilayah Pademangan dengan mudah memantau tumbuh-kembang anak tersebut.
Selain itu, ada juga kegiatan 'makan bersama Pademangan turunkan stunting' (Mamang Turing), yaitu kegiatan edukasi untuk membiasakan orang tua dan anak memakan makanan dengan gizi seimbang sebanyak dua kali per pekan selama 90 hari (tiga bulan).
"Tujuan Klenting Puspa adalah penguatan intervensi tengkes melalui kolaborasi. Pemprov DKI tidak bisa bekerja sendiri karena terkait anggaran kita juga cukup terbatas saat pandemi, karena kita sedang pemulihan (recovery). Selain itu, sumber daya manusia juga terbatas," kata Octoviana.
Melalui beraneka macam kegiatan kolaborasi bersama BUMD dan pihak swasta selama Maret 2023 hingga Juni 2023 itulah, balita yang mengalami risiko stunting di Kelurahan Pademangan Timur dapat dikurangi 10 anak, balita di Kelurahan Pademangan Barat yang berisiko stunting berkurang 14 anak, dan balita di Kelurahan Ancol yang berisiko stunting berkurang 12 anak.
Baca juga: Anggota DPRD minta Pemprov DKI turunkan harga telur dan daging
Tahap pertama
Program Klenting Puspa tahap pertama sudah ditutup dengan acara yang berlangsung di Ecopark Ancol pada Jumat ini.
Namun, Octoviana memastikan pihaknya masih akan menjalin komunikasi dengan para pemangku kepentingan lainnya, termasuk dengan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dan PT Charoen Pokphand, agar bisa terus terlibat dalam program Klenting Puspa tahap berikutnya.
Tengkes adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak pada anak yang disebabkan karena kekurangan gizi dalam waktu lama sejak anak masih di dalam kandungan.
Kondisi ekonomi keluarga menjadi salah satu faktor penyokong terjadi tengkes pada balita, selain terbatasnya akses sanitasi air bersih, meningkatnya kebutuhan gizi karena infeksi berulang, serta kurangnya stimulasi.
Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) oleh Kementerian Kesehatan tahun 2021, Provinsi DKI Jakarta memiliki angka tengkes g sebesar 16,8 persen balita. Sedangkan wilayah Jakarta Utara memiliki angka prevalensi tengkes tertinggi untuk kategori kotamadya yaitu sebesar 20,4 persen balita.
Baca juga: Legislator ingatkan penanganan stunting jangan momen tertentu saja
Namun angka tengkes di Jakarta jauh mengalami penurunan jika dibandingkan SSGI tahun 2013 yang mencapai 37,2 persen. Penurunan tersebut diperkirakan terjadi mulai dari 2018, sejak intervensi stunting telah dilakukan secara masif dari tingkat provinsi, kota, kecamatan, hingga kelurahan di DKI Jakarta.
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023
Tags: