Guangzhou (ANTARA) - Menjelang Hari Bacang atau Peh Cun, yang diperingati pada hari kelima di bulan kelima dalam kalender lunar China, warga Desa Chebei di Kota Guangzhou, China, menggelar lomba perahu naga dan sejumlah kegiatan lainnya, Kamis (15/6).

Dikelilingi gedung-gedung pencakar langit dan jalan raya, Desa Chebei sering disebut "desa dalam kota".

Kontras dengan gaya modern di kota metropolitan Guangzhou, Chebei masih menjaga tradisi lamanya, termasuk mendayung perahu naga sejak hari kedelapan di bulan keempat dalam kalender lunar China, yang disebut "Qi Long Zhou" (memberangkatkan perahu naga). Sejumlah besar warga desa yang bekerja di tempat lain pun pulang ke kampung halamannya dan mengikuti berbagai acara terkait.

Tak hanya lomba, para pendayung juga menggelar "parade perahu naga" dengan menyusuri sungai-sungai setempat dan berpesta dengan warga di sepanjang rutenya. Pada perayaan kali ini, warga menyajikan hidangan bernama "Long Chuan Fan" yang kian diminati oleh para pengunjung dari tempat-tempat lain


Desa Chebei memiliki sejarah lebih dari 1.000 tahun dan lomba perahu naga khas Chebei tercantum dalam daftar warisan budaya takbenda Provinsi Guangdong.

Pada Kamis, total 12 perahu naga dari 12 tim berbeda mengikuti lomba tersebut. Para pendayung, yang juga disebut "Bazai" dalam Bahasa Kanton dan mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjadi juara, dengan banyak penonton bersorak sehingga menciptakan suasana yang amat meriah.

Walaupun ratusan tahun berlalu, tradisi tersebut terus dilestarikan oleh warga setempat dari generasi ke generasi serta berperan sebagai simbol kebudayaan dan perasaan nostalgia yang tertanam di dalam lubuk hati rakyat lokal.
Warga mengikuti lomba perahu naga di Guangzhou, Provinsi Guangdong, China, Kamis (15/6/2023). (ANTARA/Xinhua)