Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto membuka suara terkait proposal perdamaian untuk resolusi konflik Ukraina-Rusia yang sempat ia sampaikan saat berbicara dalam forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2023 di Singapura, beberapa waktu lalu.
Prabowo Subianto yang diwawancarai usai acara The 1st DEFEND ID's Day di Hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Kamis, menilai forum IISS Shangri-La Dialogue cenderung menjadi ajang serang oleh negara yang berpartisipasi, sehingga ia terpantik untuk menyampaikan usulan perdamaian itu.
"Jadi forum itu bagus, tapi kalau saya lihat ini kalau tiap tahun kita diundang hanya untuk dengar paparan posisi (negara) masing-masing, ya kurang bermanfaat. Saya usulkan forum ini mari kita ada suatu terobosan, kita buatlah suatu usul perdamaian, masalahnya itu," kata Prabowo.
Di sisi lain, Prabowo mengatakan dirinya tidak mempermasalahkan diterima atau tidaknya proposal tersebut.
"Kalau diterima monggo, enggak diterima, ya, enggak ada masalah. Saya kira bukan masalah yang terlalu prinsipil. Intinya juga yang saya usulkan itu langkah-langkah yang sudah dilaksanakan berkali-kali, di mana-mana," kata dia.
Prabowo mengatakan langkahnya itu merupakan usaha sebagai Menteri Pertahanan dalam menindaklanjuti upaya yang pernah dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo mengenai konflik Ukraina-Rusia.
"Presiden kita sudah tahun lalu beliau sendiri ke Kiev, beliau sendiri ke Moskow. Beliau memimpin usaha mencari perdamaian. Ya saya sebagai menteri beliau harus follow up. Itu usaha saya," ujarnya.
Terlepas dari itu, kata Prabowo, setiap narasi yang ia ucapkan akan mendapat pro dan kontra dari publik mengingat tahun politik yang saat ini tengah bergulir.
"Ini tahun politik, jadi mungkin kebetulan saya salah satu yang diperkirakan akan jadi capres (calon presiden), jadi apa pun saya ngomong akan ada pro dan kontra, itu biasa. enggak ada masalah," ucap Prabowo.
Prabowo Subianto yang diwawancarai usai acara The 1st DEFEND ID's Day di Hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Kamis, menilai forum IISS Shangri-La Dialogue cenderung menjadi ajang serang oleh negara yang berpartisipasi, sehingga ia terpantik untuk menyampaikan usulan perdamaian itu.
"Jadi forum itu bagus, tapi kalau saya lihat ini kalau tiap tahun kita diundang hanya untuk dengar paparan posisi (negara) masing-masing, ya kurang bermanfaat. Saya usulkan forum ini mari kita ada suatu terobosan, kita buatlah suatu usul perdamaian, masalahnya itu," kata Prabowo.
Di sisi lain, Prabowo mengatakan dirinya tidak mempermasalahkan diterima atau tidaknya proposal tersebut.
"Kalau diterima monggo, enggak diterima, ya, enggak ada masalah. Saya kira bukan masalah yang terlalu prinsipil. Intinya juga yang saya usulkan itu langkah-langkah yang sudah dilaksanakan berkali-kali, di mana-mana," kata dia.
Prabowo mengatakan langkahnya itu merupakan usaha sebagai Menteri Pertahanan dalam menindaklanjuti upaya yang pernah dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo mengenai konflik Ukraina-Rusia.
"Presiden kita sudah tahun lalu beliau sendiri ke Kiev, beliau sendiri ke Moskow. Beliau memimpin usaha mencari perdamaian. Ya saya sebagai menteri beliau harus follow up. Itu usaha saya," ujarnya.
Terlepas dari itu, kata Prabowo, setiap narasi yang ia ucapkan akan mendapat pro dan kontra dari publik mengingat tahun politik yang saat ini tengah bergulir.
"Ini tahun politik, jadi mungkin kebetulan saya salah satu yang diperkirakan akan jadi capres (calon presiden), jadi apa pun saya ngomong akan ada pro dan kontra, itu biasa. enggak ada masalah," ucap Prabowo.
Sebelumnya, Prabowo menghadiri IISS Shang-ri La Dialogue 2023 di Singapura, Sabtu (3/6). Dalam forum itu, dirinya sempat menyampaikan sejumlah usulan untuk resolusi damai atas konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina sejak Februari 2022.
Prabowo menyampaikan setidaknya empat usulan: gencatan senjata di titik-titik konflik; penarikan mundur pasukan kedua pihak sejauh 15 kilometer untuk menciptakan zona demiliterisasi; pengutusan pasukan pemantau perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB); dan penyelenggaraan referendum oleh PBB di wilayah-wilayah yang oleh Prabowo disebut sebagai "daerah sengketa".
"PBB perlu mengatur dan melaksanakan referendum di wilayah-wilayah sengketa untuk memastikan secara obyektif keinginan mayoritas penduduk di berbagai wilayah sengketa tersebut," kata Prabowo pada Sabtu (3/6).
Usulan itu menuai respon yang beragam, termasuk pernyataan resmi dari juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Oleg Nikolenko yang menegaskan menolak usulan dari Prabowo.
Kemudian, pada Senin (5/6), Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Harmianin dan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva secara bergantian menyambangi Kementerian Pertahanan RI untuk melakukan pertemuan tertutup.
Prabowo menyampaikan setidaknya empat usulan: gencatan senjata di titik-titik konflik; penarikan mundur pasukan kedua pihak sejauh 15 kilometer untuk menciptakan zona demiliterisasi; pengutusan pasukan pemantau perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB); dan penyelenggaraan referendum oleh PBB di wilayah-wilayah yang oleh Prabowo disebut sebagai "daerah sengketa".
"PBB perlu mengatur dan melaksanakan referendum di wilayah-wilayah sengketa untuk memastikan secara obyektif keinginan mayoritas penduduk di berbagai wilayah sengketa tersebut," kata Prabowo pada Sabtu (3/6).
Usulan itu menuai respon yang beragam, termasuk pernyataan resmi dari juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Oleg Nikolenko yang menegaskan menolak usulan dari Prabowo.
Kemudian, pada Senin (5/6), Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Harmianin dan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva secara bergantian menyambangi Kementerian Pertahanan RI untuk melakukan pertemuan tertutup.
Baca juga: Muzani: Proposal Prabowo soal Rusia-Ukraina ingatkan sosok Soekarno