"Keputusan ini diambil setelah melihat kinerja TINS tahun 2022 yang cukup baik," ucap Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk Abdullah Umar dalam konferensi pers RUPST PT Timah Tahun Buku 2022 di Jakarta, Kamis.
Emiten yang memiliki kode sandi TINS ini berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp12,5 triliun pada tahun 2022, seiring dengan penurunan beban pokok pendapatan sebesar 11 persen dan beban usaha sebesar 6 persen.
PT timah juga berhasil memproduksi bijih dan logam timah tahun 2022 masing-masing sebesar 20.079 ton dan 19.825 metrik ton, serta penjualan logam tahun 2022 sebesar 20.805 metrik ton.
Posisi nilai aset Perseroan pada akhir tahun 2022 sebesar Rp13,07 triliun. Sementara posisi liabilitas sebesar Rp6,03 triliun, turun 28 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2021 sebesar Rp8,38 triliun karena berkurangnya pinjaman jangka pendek.
Abdullah mengungkapkan berbagai pencapaian tersebut tak dapat dipisahkan dari upaya PT Timah untuk terus beradaptasi menghadapi bisnis pertimahan yang dinamis, serta didorong oleh upaya efisiensi di seluruh rantai bisnis, penurunan interest bearing debt, dan konsistennya peningkatan kinerja anak usaha segmen non pertimahan.
“Upaya Perseroan untuk terus beradaptasi terhadap kondisi bisnis pertimahan memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi TINS dalam mendukung kinerja tahun 2022,” katanya.
Meski harga timah dunia masih cenderung fluktuatif, sambung dia, namun semakin pulihnya sektor ekonomi pasca pandemi, dimana salah satunya ditandai dengan peningkatan konsumsi terhadap tin-related products berupa produk elektronik membuat permintaan atas komoditas timah bertumbuh.
Baca juga: PT Timah menyetor pajak dan PNBP Rp1,52 triliun
Baca juga: PT Timah membukukan laba bersih Rp1,04 triliun