Jakarta (ANTARA) - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) optimistis kinerja laba tahun 2023 akan baik, seiring dengan laba triwulan I yang mencapai Rp1,66 triliun atau tumbuh 13 persen dari periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp1,47 triliun.

"Untuk target laba tahun ini, kami optimistis sambil melihat harga komoditas yang mulai turun sementara harga energi masih tinggi," ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam Elisabeth Siahaan dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Antam Tahun Buku 2022 di Jakarta, Kamis.

Elisabeth menyampaikan, hal tersebut turut berlaku dengan target pendapatan, meski lebih konservatif dari pendapatan yang telah dicapai hingga triwulan pertama tahun ini yakni Rp11,59 triliun, meningkat 19 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp9,75 triliun.

Adapun harga komoditas pada triwulan I-2023 memang masih tinggi, namun pada kuartal kedua harga komoditas mulai terlihat menurun.
Pada kuartal pertama tahun ini, kinerja operasi dan keuangan Antam yang solid tercermin dari capaian pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization/EBITDA) sebesar Rp2,52 triliun, meningkat 19 persen dibandingkan capaian pada triwulan I-2022 sebesar Rp2,1 triliun.

Pertumbuhan profitabilitas Antam tercermin pada capaian laba kotor sebesar Rp2,85 triliun, tumbuh 16 persen dari Rp2,45 triliun. Sementara, capaian laba usaha Perusahaan tercatat sebesar Rp1,91 triliun, tumbuh 18 persen dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp1,62 triliun.

Dengan demikian, pertumbuhan positif laba kotor dan laba usaha mendukung capaian laba tahun berjalan triwulan I-2023 Antam.

Pada tahun 2023, ia mengungkapkan pihaknya berfokus pada strategi untuk mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri, terutama pemasaran produk emas, bijih nikel, dan bauksit Antam, seiring dengan pertumbuhan tingkat penyerapan pasar dalam negeri.

Penjualan bersih domestik menjadi penyumbang capaian yang dominan pada penjualan bersih Antam, yakni sebesar Rp10 triliun atau 86 persen. Berdasarkan segmentasi komoditas, penjualan emas menjadi kontributor terbesar terhadap total penjualan bersih sebesar Rp7,01 triliun (60 persen), disusul bijih nikel sebesar Rp2,98 triliun (26 persen), feronikel sebesar Rp1,2 triliun (10 persen), serta segmen bauksit dan alumina sebesar Rp326 miliar (3 persen).

Baca juga: Antam bakal tebar dividen Rp1,91 trilun, 50 persen dari laba 2022
Baca juga: RUPST ANTAM Tahun Buku 2022 rombak susunan direksi
Baca juga: Harga emas Antam hari ini turun Rp1.000 jadi Rp1,052 juta per gram