Jakarta (ANTARA) - Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mempertanyakan data Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta terkait penyebutan belum adanya hewan ternak terkena penyakit peste des petits ruminants (PPR), penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD) di daerah ini.

"Ya, memang ini perlu diwaspadai berita berita yang terlalu sempurna begini, ini layak dipertanyakan," kata Anggota Komisi E DPRD DKI, Merry Hotma, saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Data tersebut, menurut Merry harus dibuktikan kepada masyarakat dengan cara melakukan pemeriksaan hewan kurban secara langsung.

Dinas KPKP beserta Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) bisa menghampiri seluruh tempat penampungan hewan kurban di wilayah.

Pemeriksaan hewan tersebut harus dilakukan secara transparan dan hasilnya, kata dia, harus dibuka ke publik.

Baca juga: Pemprov DKI terjunkan 700 petugas pemeriksaan hewan kurban 2023

Dengan demikian, tegasnya, publik akan merasa nyaman menjalankan ibadah kurban dengan hewan yang kesehatannya sudah terjamin.

"Ada pembuktian dong ke publik. Kita terima dan apresiasi, kalau memang tidak ada hewan ternak berpenyakit masuk ke DKI Jakarta," jelas dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Suharini Eliawati memaparkan hasil kerja pihaknya jelang perayaan Idul Adha dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta, Rabu (14/6).

Dalam paparannya, Eliawati menyebut tidak ada hewan ternak yang mengidap penyakit LSD, PMK hingga PPR di Jakarta.

Temuan paling banyak terjadi di wilayah sekitar DKI Jakarta yakni Jawa Barat dengan 1.778 hewan terkena PMK dan 5.197 terkena LSD.

Baca juga: Anggota DPRD minta Dharma Jaya jual murah hewan kurban

Jawa Timur sebanyak 7.393 hewan ternak terkena PMK dan 2.015 terkena LSD. Sedangkan di Jawa Tengah terdapat 3.790 hewan terkena PMK dan 13.692 terkena LSD.

PMK adalah penyakit hewan yang serius dan sangat menular. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini menyerang semua hewan berkuku belah, termasuk sapi, domba, kambing, unta, rusa dan babi.

LSD merupakan penyakit hewan ternak yang ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama pada bagian leher, punggung, dan perut. Selain benjolan, sapi yang terinfeksi LSD juga dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu dan mengalami penurunan produksi susu.

Sedangkan PPR adalah penyakit ternak yang disebabkan oleh virus bernama peste de petits ruminant virus, dari genus morbillivirus, dan famili paramyxoviridae. Penyakit ini menyerang ruminan kecil, baik itu domestik maupun liar, seperti kambing dan domba dengan konsekuensi sakit dan bahkan kematian antara 80-100 persen.

Baca juga: Legislator desak DKI perketat seleksi hewan ternak jelang Idul Adha