Wall Street ditutup beragam setelah jeda "hawkish" Fed
15 Juni 2023 06:24 WIB
Arsip foto - Pintu masuk Wall Street ke New York Stock Exchange (NYSE) terlihat di New York City, AS, 15 November 2022. ANTARA/REUTERS/Brendan McDermid.
New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street beragam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah, menghentikan siklus pengetatannya tetapi memberi sinyal lebih banyak kenaikan suku bunga yang akan datang tahun ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 232,79 poin atau 0,68 persen, menjadi menetap di 33.979,33 poin. Indeks S&P 500 bertambah 3,58 poin atau 0,08 persen, menjadi berakhir di 4.372,59 poin. Indeks Komposit Nasdaq naik 53,16 poin atau 0,39 persen, menjadi ditutup pada 13.626,48 poin.
Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi dan kesehatan memimpin penurunan masing-masing melemah 1,12 persen. Sementara itu, saham teknologi dan bahan pokok konsumen memimpin penguatan masing-masing naik 1,14 persen dan 0,56 persen.
Saham-saham AS ditutup beragam setelah memulihkan kerugian awal ketika Fed mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah, tetapi mengisyaratkan kemungkinan untuk melanjutkan kampanye kenaikan suku bunganya hingga akhir tahun ini.
Keputusan Fed membiarkan suku bunga acuan dalam kisaran target 5,0 persen hingga 5,25 persen, tetapi diperkirakan akan menaikkan suku bunga ke setinggi 5,6 persen pada akhir tahun. Keputusan kebijakan moneter Rabu (14/6/2023) ditafsirkan oleh pasar sebagai sinyal jeda hawkish (pengetatan moneter).
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pada konferensi pers bahwa keputusan tentang pertemuan kebijakan berikutnya pada Juli belum dibuat, tetapi dia mengindikasikan lebih banyak kenaikan suku bunga mungkin akan terjadi karena "hampir semua pembuat kebijakan melihat kenaikan lebih lanjut tahun ini sesuai."
Saham-saham AS awalnya jatuh setelah The Fed mencoba memberikan lompatan yang sangat hawkish. Pemungutan suara dengan suara bulat untuk menghentikan kampanye kenaikan suku bunga Fed juga termasuk plot titik yang sangat hawkish. Wall Street tidak senang dengan proyeksi super hawkish Fed, kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan daring multi-aset.
"Pernyataan dan proyeksi Fed sangat hawkish tetapi penekanan Powell agak optimis mengenai pertarungan inflasi mereka dan tidak berkomitmen untuk kenaikan suku bunga Juli," kata Moya.
Dalam data ekonomi AS pada Rabu (14/6/2023), indeks harga produsen (IHP) turun 0,3 persen pada Mei, penurunan yang lebih besar dari yang diperkirakan, menandai penurunan ketiga dalam empat bulan terakhir, menurut data yang dikeluarkan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada Rabu (14/6/2023). Sementara itu, indikator jalur inflasi naik 1,1 persen secara tahunan pada Mei, turun dari kenaikan 2,3 persen yang tercatat pada April.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 232,79 poin atau 0,68 persen, menjadi menetap di 33.979,33 poin. Indeks S&P 500 bertambah 3,58 poin atau 0,08 persen, menjadi berakhir di 4.372,59 poin. Indeks Komposit Nasdaq naik 53,16 poin atau 0,39 persen, menjadi ditutup pada 13.626,48 poin.
Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi dan kesehatan memimpin penurunan masing-masing melemah 1,12 persen. Sementara itu, saham teknologi dan bahan pokok konsumen memimpin penguatan masing-masing naik 1,14 persen dan 0,56 persen.
Saham-saham AS ditutup beragam setelah memulihkan kerugian awal ketika Fed mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah, tetapi mengisyaratkan kemungkinan untuk melanjutkan kampanye kenaikan suku bunganya hingga akhir tahun ini.
Keputusan Fed membiarkan suku bunga acuan dalam kisaran target 5,0 persen hingga 5,25 persen, tetapi diperkirakan akan menaikkan suku bunga ke setinggi 5,6 persen pada akhir tahun. Keputusan kebijakan moneter Rabu (14/6/2023) ditafsirkan oleh pasar sebagai sinyal jeda hawkish (pengetatan moneter).
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pada konferensi pers bahwa keputusan tentang pertemuan kebijakan berikutnya pada Juli belum dibuat, tetapi dia mengindikasikan lebih banyak kenaikan suku bunga mungkin akan terjadi karena "hampir semua pembuat kebijakan melihat kenaikan lebih lanjut tahun ini sesuai."
Saham-saham AS awalnya jatuh setelah The Fed mencoba memberikan lompatan yang sangat hawkish. Pemungutan suara dengan suara bulat untuk menghentikan kampanye kenaikan suku bunga Fed juga termasuk plot titik yang sangat hawkish. Wall Street tidak senang dengan proyeksi super hawkish Fed, kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan daring multi-aset.
"Pernyataan dan proyeksi Fed sangat hawkish tetapi penekanan Powell agak optimis mengenai pertarungan inflasi mereka dan tidak berkomitmen untuk kenaikan suku bunga Juli," kata Moya.
Dalam data ekonomi AS pada Rabu (14/6/2023), indeks harga produsen (IHP) turun 0,3 persen pada Mei, penurunan yang lebih besar dari yang diperkirakan, menandai penurunan ketiga dalam empat bulan terakhir, menurut data yang dikeluarkan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada Rabu (14/6/2023). Sementara itu, indikator jalur inflasi naik 1,1 persen secara tahunan pada Mei, turun dari kenaikan 2,3 persen yang tercatat pada April.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: