"Program pelestarian budaya lewat POTRADNAS telah mendapatkan respon dengan munculnya daerah-daerah lain yang mampu bersaing," demikian disampaikan Asisten Deputi Organisasi Kepemudaan dan Kepramukaan Kemenpora Aris Subiono, seusai menutup kegiatan POTRADNAS IX di Open Space Gallery Linggarjati, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Rabu.
Lewat rilis pers Kemenpora, Aris menyatakan bahwa saat ini kekuatan lain yakni Bengkulu, Balikpapan (Kalimantan Timur), dan Buleleng (Bali) mampu mengganggu dominasi kekuatan lama.
Aris juga menyatakan bahwa salah satu hal positif dari pelaksanaan ajang tersebut adalah bertambahnya delegasi peserta.
Pada 2021, POTRADNAS VII hanya diikuti 21 provinsi, namun pada penyelenggaraan kali ini terdapat 27 provinsi ditambah delapan kabupaten/kotamadya yang berpartisipasi.
Baca juga: Kemenpora lakukan misi penyelamatan budaya melalui POTRADNAS IX
Perihal tuan rumah POTRADNAS mendatang, Aris menyatakan penentuannya baru akan dilakukan pada 2024. Daerah yang berminat menjadi tuan rumah POTRADNAS X harus mengajukan surat penawaran tertulis dengan persetujuan bupati/walikota dan gubernur, yang ditujukan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga.
Di posisi kedua terdapat Provinsi Banten dan Kalimantan Timur yang sama-sama mengoleksi satu medali emas dan satu medali perunggu. Sedangkan posisi ketiga dihuni oleh tim Jawa Timur dan Provinsi Kepulauan Riau, dengan raihan satu medali emas.
Baca juga: Menpora: Potradnas upaya lestarikan olahraga tradisional
Egrang putra:
1. Provinsi Banten
2. Kota Surabaya
3. Provinsi Kalimantan Timur
Terompah panjang putra:
1. Kota Surabaya
2. Provinsi Bengkulu
3. Provinsi Bali
Hadang putri:
1. Provinsi Jawa Timur
2. Provinsi Jawa Barat
3. Provinsi Banten
Gasing putra
1. Provinsi Kepulauan Riau
2. Kabupaten Buleleng
3. Kota Balikpapan
Sumpitan:
1. Provinsi Kalimantan Timur
2. Kota Surabaya
3. Provinsi Jawa Barat