Kemendikbud: Pertemuan ESD tingkatkan kerja sama bidang pendidikan
14 Juni 2023 21:41 WIB
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (PDM) Kemendikbudristek Iwan Syahril dalam pertemuan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan atau Education for Sustainable Development (ESD) di Bali, Rabu (14/6/2023). (ANTARA/HO-Kemendikbudristek)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan pertemuan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan atau Education for Sustainable Development (ESD) dapat meningkatkan kerja sama bidang pendidikan di Asia-Pasifik.
Pertemuan ESD yang merupakan tingkat Regional Asia-Pasifik dan dihadiri oleh perwakilan dari 21 negara ini diselenggarakan oleh Kemendikbudristek bersama Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) dan Pemerintah Jepang di Bali pada 12 sampai 14 Juni 2023.
“Pertemuan ESD ini sangat penting tidak hanya untuk Indonesia namun juga untuk Asia-Pasifik,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (PDM) Kemendikbudristek Iwan Syahril dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Iwan menuturkan selama ini konsep ESD sudah dilakukan Indonesia melalui program Kurikulum Merdeka yang digulirkan oleh Kemendikbudristek.
Ia menjelaskan Kurikulum Merdeka sangat fleksibel yakni salah satunya siswa didorong untuk melakukan pembelajaran relevan dengan kehidupan nyata dan berkelanjutan di masyarakat.
“Selain itu, prinsip profil Pelajar Pancasila yang juga memotivasi siswa menjadi bagian dari warga negara global atau global citizenship,” ujar Iwan.
Hal itu selaras dengan Ketua Harian KNIU Itje Chodidjah yang menyatakan bahwa tujuan utama dari konferensi ini yaitu menciptakan ruang berbagi inisiatif praktik baik yang telah dilakukan oleh 14 negara di Asia-Pasifik termasuk Indonesia.
Itje mengatakan hasil dari pertemuan ini akan menjadi patok banding untuk Indonesia lewat KNIU serta melakukan kurasi berbagai praktik baik tentang ESD dari Sabang hingga Merauke.
Selain itu, pertemuan ini juga menjadi sarana berbagi praktik baik tentang ESD di Indonesia dan nantinya akan ditampilkan kepada dunia pada forum Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.
Sementara itu, perwakilan Pemerintah Jepang yakni Assistant-Secretary General Japanese National Commission for UNESCO sekaligus Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology (MEXT) Fumie Hara mengatakan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan merupakan aspek sangat penting.
“Ini merupakan upaya menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Asia-Pasifik,” tegas Fumie.
Programme Specialist UNESCO ED/PSD/ESD Mark Manns pun memastikan pihaknya akan terus mendorong negara anggotanya untuk mengimplementasikan ESD di dalam kurikulum dan kebijakan nasional.
Hasil dari Pertemuan ESD-Net 2030 Asia-Pasifik ini nantinya akan menjadi masukan berharga untuk diskusi di Pertemuan ESD-Net 2030 global yang akan diadakan di Jepang pada bulan Desember 2023.
Baca juga: Pertemuan ESD-Net 2030 Asia Pasifik bahas kemajuan Peta Jalan ESD
Baca juga: Anggota DPR ingatkan sinergi penting pada penerapan Kurikulum Merdeka
Baca juga: Nadiem berkomitmen Kemendikbudristek capai target Renstra 2020-2024
Pertemuan ESD yang merupakan tingkat Regional Asia-Pasifik dan dihadiri oleh perwakilan dari 21 negara ini diselenggarakan oleh Kemendikbudristek bersama Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) dan Pemerintah Jepang di Bali pada 12 sampai 14 Juni 2023.
“Pertemuan ESD ini sangat penting tidak hanya untuk Indonesia namun juga untuk Asia-Pasifik,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (PDM) Kemendikbudristek Iwan Syahril dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Iwan menuturkan selama ini konsep ESD sudah dilakukan Indonesia melalui program Kurikulum Merdeka yang digulirkan oleh Kemendikbudristek.
Ia menjelaskan Kurikulum Merdeka sangat fleksibel yakni salah satunya siswa didorong untuk melakukan pembelajaran relevan dengan kehidupan nyata dan berkelanjutan di masyarakat.
“Selain itu, prinsip profil Pelajar Pancasila yang juga memotivasi siswa menjadi bagian dari warga negara global atau global citizenship,” ujar Iwan.
Hal itu selaras dengan Ketua Harian KNIU Itje Chodidjah yang menyatakan bahwa tujuan utama dari konferensi ini yaitu menciptakan ruang berbagi inisiatif praktik baik yang telah dilakukan oleh 14 negara di Asia-Pasifik termasuk Indonesia.
Itje mengatakan hasil dari pertemuan ini akan menjadi patok banding untuk Indonesia lewat KNIU serta melakukan kurasi berbagai praktik baik tentang ESD dari Sabang hingga Merauke.
Selain itu, pertemuan ini juga menjadi sarana berbagi praktik baik tentang ESD di Indonesia dan nantinya akan ditampilkan kepada dunia pada forum Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.
Sementara itu, perwakilan Pemerintah Jepang yakni Assistant-Secretary General Japanese National Commission for UNESCO sekaligus Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology (MEXT) Fumie Hara mengatakan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan merupakan aspek sangat penting.
“Ini merupakan upaya menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Asia-Pasifik,” tegas Fumie.
Programme Specialist UNESCO ED/PSD/ESD Mark Manns pun memastikan pihaknya akan terus mendorong negara anggotanya untuk mengimplementasikan ESD di dalam kurikulum dan kebijakan nasional.
Hasil dari Pertemuan ESD-Net 2030 Asia-Pasifik ini nantinya akan menjadi masukan berharga untuk diskusi di Pertemuan ESD-Net 2030 global yang akan diadakan di Jepang pada bulan Desember 2023.
Baca juga: Pertemuan ESD-Net 2030 Asia Pasifik bahas kemajuan Peta Jalan ESD
Baca juga: Anggota DPR ingatkan sinergi penting pada penerapan Kurikulum Merdeka
Baca juga: Nadiem berkomitmen Kemendikbudristek capai target Renstra 2020-2024
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023
Tags: