Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ini berlangsung dari 13 sampai 15 Juni, dengan mempertandingkan lima permainan tradisional yang diikuti oleh delegasi dari seluruh provinsi di Indonesia.
Dalam sambutannya, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo, menyatakan kegiatan tersebut tidak hanya terkait dengan urusan olahraga, namun lebih luas seperti ke sektor pariwisata dan ekonomi.
"Alat-alat yang dipakai seperti egrang, sumpit, terompah, bisa dijadikan industri olahraga, yang pada akhirnya akan turut meningkatkan ekonomi masyarakat," kata Menpora Dito melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Menpora: Potradnas upaya lestarikan olahraga tradisional
Setelah membuka acara, Menpora Dito kemudian menyempatkan mengunjungi para pelaku UMK yang berjejer di sepanjang Open Space Gallery Linggarjati. Pada kesempatan itu, menteri termuda di kabinet Presiden Joko Widodo tersebut turut membeli sejumlah dagangan yang ditawarkan para penjual.
Hubungan kegiatan olahraga dengan sektor ekonomi memang sangat erat, bukan hanya pada sektor ekonomi kelas atas namun juga menjangkau kalangan bawah.
Meski belum dilakukan riset ilmiah, secara kasat mata dapat terlihat bahwa pada setiap perhelatan olahraga, bahkan di level akar rumput, maka akan terjadi putaran uang dari berbagai kegiatan bisnis yang dilakukan warga.
Potradnas sendiri merupakan ajang dua tahunan Kemenpora yang dilaksanakan setiap tahun ganjil. Pada Potradnas kali ini, terdapat lima permainan yang dipertandingkan, yakni hadang, egrang, sumpitan, terompah panjang, dan gasing. Jenis permainan yang dipertandingkan dapat berubah dan tidak terpaku pada pakem tertentu.
Baca juga: Mengenal olahraga tradisional yang dimainkan pada Potradnas IX 2023