"Kami melakukan berbagai upaya antisipasi untuk mempertahankan produksi (padi) terkait dengan dampak El Nino, salah satunya dengan menyediakan bantuan benih padi varietas tahan kering kepada petani," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan DTPH Jawa Barat Yanti Hidayatun Zakiyah, pada acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Yanti mengatakan, benih tahan di musim kemarau ini terutama akan diberikan di wilayah lumbung padi nasional, di antaranya Indramayu, Karawang, Cirebon, Bekasi, Majakengka ,dan Cianjur.
"Selain bantuan benih, upaya yang sudah dan sedang dilaksanakan di Jawa Barat agar tidak berdampak pada produksi antara lain juga menyediakan air yang cukup untuk target luas tanam tahun 2023 sekitar 1,8 juta hektare, dengan satu kali hingga ada yang bisa tiga kali tanam," kata Yanti.
Ada 448 varietas padi yang sudah diluncurkan Kementerian Pertanian yang dapat dijadikan pilihan petani.
Sampai Juni 2023, dari alokasi sebanyak 75.000 hektare bantuan benih sudah disalurkan untuk 53.000 hektare belum lagi bantuan dari Pemerintah Pusat.
"Sisanya akan kita dorong untuk antisipasi El Nino," ujarnya.
Pemberian bantuan benih kepada petani juga dilakukan pada awal tahun 2023 terkait bencana banjir yang menyebabkan lahan puso seluas sekitar 30.000 hektare.
DTPH Jawa Barat melakukan langkah cepat dan tepat dengan memberikan benih baru kepada petani terdampak untuk tanam ulang.
Strategi hujan buatan
Untuk mengantisipasi El Nino, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sejak bulan Mei sudah membuat program modifikasi cuaca atau hujan buatan, namun belum dilaksanakan hingga kini.
"Sudah ada rencana modifikasi cuaca sejak Mei, namun melihat kondisi normal dan masih ada hujan, saat ini belum dilakukan," kata Kepala Dinas Sumber Daya Air Jawa Barat, Dikky Ahmad Sidik.
Ketersediaan air di sejumlah bendungan besar di Jawa Barat sampai saat ini masih normal belum terpengaruh oleh kekeringan akibat El Nino.
Dia mengatakan, ketersediaan air di beberapa bendungan dan waduk di Jabar masih sangat aman untuk memenuhi kebutuhan pertanian dan air minum.
Di Bendungan Jatiluhur seluas 230.000 hektare masih normal dalam mengoperasikan pergiliran air untuk keperluan irigasi sawah, belum ada perintah kegiatan bersifat khusus atau pengaturan ketat karena kekeringan.
Sedangkan Waduk Jatigede, menurutnya juga masih normal dalam memasok kebutuhan air bagi kawasan sekitarnya seperti Sumedang, Cirebon bahkan hingga Indramayu yang terhubung dengan Sungai Cimanuk.
Bendungan yang baru dibangun juga saat ini sudah siap untuk memberikan pasokan air bagi lahan sawah di Jawa Barat seperti Bendungan Kuningan, Sadawarna, dan Cipanas.
"Ada yang masih dalam proses penggenangan, kecuali Bendungan Kuningan sudah beroperasi untuk memasok wilayah Kabupaten Kuningan dan Brebes, Jawa Tengah," katanya.
Menurut Dikky, ketersediaan air saat ini masih sangat aman dengan catatan tidak ada perubahan jadwal tanam yang mendadak atau di luar kalender tanam yang disepakati.
"Jangan sampai Agustus masih memaksa tanam padi bukan palawija, jadi harus sesuai dengan jadwal tanam agar pengairan bisa normal terus," ujarnya.