Gunungkidul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memasang sistem peringatan dini tsunami di Pantai Gesing pada 2023 ini.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Purnomo di Gunungkidul, Rabu, mengatakan sepanjang pantai di wilayah ini telah dipasang tujuh sistem peringatan dini (EWS), namun empat diantaranya sudah rusak.

"Pada tahun ini, kami memasang EWS di Pantai Gesing. EWS ini juga membantu kawasan Pantai Baron yang salah satu EWS rusak," kata Purnomo.

Ia mengatakan rincian EWS yang rusak, yakni EWS di kawasan Wediombo, Krakal, Gesing, dan Baron II. Kemudian, EWS yang masih berfungsi, yakni Pantai Sadeng, Sepanjang, dan Baron I.

"Kami sudah mengusulkan agar segera dilakukan perbaikan, karena EWS berguna untuk keselamatan masyarakat jika terjadi tsunami," katanya.

Baca juga: BPBD rutin uji coba sistem peringatan dini tsunami pantai selatan
Baca juga: TIM SAR Gunung Kidul evakuasi EWS tsunami di tiga mil garis pantai


Purwono mengatakan adanya EWS tsunami sangat penting karena potensi gempa di sisi selatan. Selain itu, EWS untuk informasi terkait gelombang tinggi. Informasi dari EWS akan diterima BMKG diteruskan kepada kabupaten/kota di wilayah yang berpotensi tsunami atau gelombang tinggi.

Di sisi lain, warga di pesisir selatan juga sudah diberikan pelatihan terkait potensi tsunami, dan juga disiapkan jalur evakuasi di beberapa pantai.

"Kalurahan Kemadang menjadi salah satu wilayah yang masuk Tsunami Ready oleh UNESCO-IOC. Gunungkidul yang memiliki panjang pantai lebih dari 70 kilometer harus diimbangi dengan EWS yang mencukupi," kata dia.

Salah seorang anggota FPRB Kalurahan Kemadang Surisdiyanto mengatakan Kalurahan Kemadang dikukuhkan sebagai Tsunami Ready oleh UNESCO-IOC di Pantai Purus, Kota Padang, Sumatera Barat, pada 26 Desember 2022.

UNESCO-IOC menetapkan dua wilayah di DIY sebagai Tsunami Ready, yakni Glagah (Kulon Progo) dan Kemadang (Gunungkidul).

"Adanya pengakuan secara internasional ini bukan berarti hanya mendapatkan predikat saja, namun dibalik itu ada tanggung jawab besar yang telah menanti yaitu bagaimana mewujudkan masyarakat maupun wisatawan siaga tsunami menuju zero victim," kata Surisdiyanto.

Baca juga: BPBD Gunung Kidul intensifkan edukasi masyarakat sikapi potensi gempa
Baca juga: 4 titik alat sistem peringatan dini tsunami di Bantul-DIY rusak
Baca juga: Enam EWS untuk peringatan dini bencana di Trenggalek rusak