Jakarta (ANTARA News) - Facebook mengaku telah menjadi sasaran serangkaian serangan siber oleh kelompok peretas yang tidak dikenal, tetapi tidak menemukan bukti adanya data pengguna yang dicuri.

"Bulan lalu, keamanan Facebook menemukan bahwa sistem kami telah menjadi target serangan yang canggih," kata Facebook dalam posting blog sebagaimana dilaporkan Reuters.

Serangan itu, katanya, terjadi ketika beberapa karyawan mengunjungi sebuah website pengembang aplikasi mobile.

Media jejaring sosial yang mengaku memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif itu menyebut bahwa Facebook tidak sendirian dalam serangan ini.

Pernyataan Facebook tersebut menyusul serangan siber baru terhadap sejumlah situs terkemuka seperti Twitter yang juga mengumumkan telah diretas.

Dalam serangan terhadap Twitter diperkirakan sekitar 250.000 akun pengguna yang berpotensi terganggu karena penyerang memperoleh akses ke informasi termasuk nama pengguna dan alamat email.

Laman-laman berita media besar dunia seperti New York Times, Washington Post, dan Wall Street Journal juga telah disusupi.

(*)