Kotabaru (ANTARA) - Komunitas lingkungan Sahabat Laut menemukan seekor lumba lumba yang diduga berjenis irawadi dolpin, mati terdampar di pesisir pantai di RT. 03 Desa Sarangtiung, Kecamatan Pulau Laut Sigam Kotabaru, Kalimantan Selatan.

"Lumba lumba mati pertama kali ditemukan oleh Sahabat Laut yang sedang beraktivitas membersihkan pantai," kata salah seorang nelayan, Supu di Kotabaru, Rabu.

Menurut dia, lumba lumba ditemukan tidak jauh dari bibir pantai oleh para pembersih pantai yang tergabung dalam kelompok Sahabat Laut binaan PT Arutmin Indonesia NPLCT.

Ia juga menjelaskan, lumba lumba tersebut berukuran panjang kurang lebih dua meter dalam keadaan mati dan membusuk dan tidak ditemukan luka pada lumba-lumba tersebut.

Sementara itu, Spv CDEA PT Arutmin NPLCT Indonesia Yogi Swara Putra Mendra menyayangkan kematian lumba lumba tersebut, karena pihaknya bersama Sahabat Laut gencar mengembangkan wisata bahari bersama UMKM desa setempat.

Ia menduga, kematian lumba lumba tersebut terkena jaring nelayan.

"Kami sangat menyayangkan hal itu, sebelumnya kami sudah melakukan sosialisasi kepada nelayan agar turut melestarikan hewan tersebut sebagai bagian dari pengembangan wisata di Kampung Nelayan," kata Yogi.

Selain lumba lumba, Lanjut Yogi, di kawasan Kampung Nelayan juga ditemukan penyu sisik dan hiu paus yang akan dikembangkan termasuk bagian wisata bagang yang dikelola Pemuda Sahabat Laut.

Ketua Pokdarwis Pesona Mandiri, Bahtiar mengemukakan Kampung Nelayan dipersiapkan sejak 2019 dengan membentuk kelompok Pemuda Sahabat Laut Desa Sarangtiung.

“Di sini memiliki sarana edukasi wisata bahari, maka digagas kelompok tersebut,” kata Bahtiar

Bahtiar menyebutkan, kelompok pemuda sahabat laut memiliki kegiatan kepariwisataan sebagai upaya menarik para pengunjung berupa sarana edukasi konservasi terumbu karang, pembuatan perahu, wisata bangang, wisata bawah laut hingga tempat penginapan yang dilengkapi dengan kafe dengan pemandangan tepi pantai yang akan memanjakan para pengunjung.

Kelompok pemuda sahabat laut juga berkegiatan transplantasi terumbu karang, pembuatan rompong dan sebagainya, intinya berkaitan dengan laut termasuk penanaman mangrove, bahkan ada yang bertugas secara sukarela membersihkan sampah di laut.

“Wisata Kampung Nelayan dikelola oleh 16 orang pemuda warga pesisir yang berlokasi di RT. 03 Desa Sarang Tiung Kecamatan Pulau Laut Sigam,” tutur Bahtiar.

Bahtiar juga menerangkan kegiatan ini merupakan salah satu proyek percontohan dari PT Arutmin Indonesia NPLCT dengan memanfaatkan potensi yang ada, serta memberdayakan kaum perempuan agar mempunyai kegiatan secara positif dan menyokong penghasilan kepala keluarga.

Baca juga: AS tuduh Meksiko gagal hentikan perdagangan liar lumba-lumba langka
Baca juga: Lumba-lumba tanpa sirip dilepasliarkan ke Sungai Yangtze
Baca juga: Lumba-lumba pengungsi dari Ukraina hibur anak-anak Romania