Yogyakarta (ANTARA News)- Insan pers diharapkan mampu memperkuat independensi menjelang pemilihan umum 2014, kata Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Totok Daryanto.

"Pemilihan Umum yang sebentar lagi akan tiba merupakan momen ujian bagi pers untuk menunjukkan posisinya sebagai pembela kepentingan rakyat," katanya saat menjadi pembicara dalam acara Malam Refleksi "Antisipasi Praktik Trial By The Press Menjelang Pemilu 2014" di Gedung PWI Yogyakarta, Sabtu malam.

Dia mengatakan insan pers perlu terus menerus mengingat posisinya sebagai salah satu pengemban pilar demokrasi.

Sehingga, menurut dia, dalam sisi edukasi politik peran pers justru strategis untuk menjadi penengah di saat munculnya apatisme masyarakat terkait percaturan politik yang kian memburuk.

"Wartawan harus mengemban tugas didepan untuk dapat menyajikan informasi-informasi politik secara objektif dan berimbang, sehingga sekaligus dapat memberikan pendidikan politik bagi masyarakat," kata mantan wartawan Kedaulatan Rakyat ini.

Dewasa ini, kata dia, mulai muncul anggapan ada kecenderungan ketidak berimbangan dalam pemberitaan ketika berhadapan langsung dengan kepentingan pemegang saham atau pemilik media.

Kondisi demikian, menurut dia, harus dihindari meskipun tidak mudah sebab orientasi pemberitaan harus mengedepankan kepentingan rakyat.

"Orientasi para insan media jangan sampai pada majikan atau pemilik modal tapi tetap pada masyarakat atau pembaca meskipun ini sulit,"katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia yang juga mantan wartawan di Yogyakarta,Imam Anshori Saleh, mengatakan insan pers perlu memiliki integritas yang tinggi dalam menjalankan tugasnya.

"Integritas seorang wartawan akan menentukan apakah benar ia menjadi observer, pengontrol, atau justru menjadi alat dari pihak yang berkontestasi dalam pemilu,"katanya.

Menurut dia, saat ini, dalam satu sisi pers memiliki posisi strategis sebagai instrumen bisnis maupun politik karena berpotensi untuk membangun opini publik.

Namun demikian, dia optimistis bahwa di Indonesia masih banyak media yang berintegritas dan mampu menjunjung tinggi objektivitas serta mampu mengontrol dan mengawal jalannya demokrasi.
(ANT)