Jakarta (ANTARA News) - Timor Leste, negara di paruh timur Pulau Timor, mengharap pebisnis dan BUMN Indonesia di sana meningkatkan perannya. Negara itu tengah giat membangun sehingga memerlukan pelibatan investor mancanegara, terkhusus Indonesia.




Menteri Perdagangan, Industri dan Lingkungan Timor-Leste, António da Conceição, menjelaskan mengenai situasi dan kondisi perekonomian Timor-Leste secara makro, dalam seminar kiat bisnis di negara itu, di Dili, Sabtu, yang digagas juga Kedutaan Besar Indonesia di Dili.




Duta Besar Indonesia untuk Timor Leste, Primanto Hendrasmoro, hadir dalam seminar yang juga membahas berbagai aturan dan perundangan di sana terkait investasi dan ketenagakerjaan setempat. Sampai saat ini, 54 badan usaha resmi Indonesia bergiat di sana, termasuk enam BUMN, yaitu PT Merpati Nusantara, PT Bank Mandiri, PT Wijaya Karya, PT Perusahaan Perumahan, PT Telkom Internasional, dan PT Pertamina.




Menurut da Conceição, para pebisnis dan pengusaha Indonesia memainkan peran sangat penting bagi kemajuan negara itu. "Kami mengharapkan peningkatan partisipasi dan keterlibatan para pengusaha dan badan usaha Indonesia di negara kami, guna turut memberikan kontribusi pada proses pembangunan kami," katanya.




Sekretaris Negara Urusan Dukungan dan Pemajuan Sektor Swasta Timor Leste, Veneranda Lemos, juga hadir dalam seminar yang diikuti puluhan pebisnis dan pengusaha kedua negara itu. Dinyatakan, investasi dan bisnis di negara itu masih sangat luas dan potensial untuk digeluti. Negara itu juga punya Trade Invest, semacam Bappepam di Indonesia.




Dari sisi Indonesia, Hendrasmanto menjamin komitmen pemerintah Indonesia mendukung proses pembangunan negara itu, baik melalui program-program peningkatan kapasitas dan bantuan teknik, maupun dalam bentuk keterlibatan masyarakat dan dunia usaha Indonesia.




Sungguhpun demikian, kata Hendrasmanto, dalam keterangan KBRI di Dili yang diterima Sabtu, pebisnis dan pengusaha Indonesia di sana juga diharap berperan dalam peningkatan kapasitas kompetensi dan keahlian SDM negara itu.




Berkenaan ketenagakerjaan, para peserta seminar menggarisbawahi penting bagi para pengusaha maupun tenaga kerja dapat mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku, dalam mempekerjakan, baik tenaga kerja lokal maupun TKI, khususnya untuk melengkapi WNI dengan visa kerja. (*)