Obama: penting kendalikan senjata api
16 Februari 2013 16:45 WIB
Presiden AS Barack Obama memberikan pidato mengenai penguatan ekonomi bagi kelas menengah dan langkah-langkah untuk memerangi kekerasan dengan senjata api saat berkunjung ke Akademi Hyde Park di Chicago, Illinois, Amerika Serikat, Jumat (15/2).(REUTERS/Kevin Lamarque)
Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, Jumat waktu setempat, menyerukan betapa penting pengendalian pemakaian senjata api dan perlawanan terhadap penyalahgunaannya untuk kekerasan.
Obama menegaskan itu saat berorasi di depan hadirin Sekolah Tinggi Hyde Park, Chicago. Dia menyoroti penyalahgunaan senjata api yang melanda kota.
"Orang Amerika pada umumnya meminta untuk mempersulit prosedur kepemilikan senjata."
Banyak pihak mengkhawatirkan angka kriminalitas akan meningkat apabila kepemilikian senjata dibatasi. Namun Obama tetap menekankan, keamanan masyarakat juga harus dilibatkan meski tanpa senjata api.
"Seorang anak kecil menembak anak lain. Masalah itu lubang yang tidak dapat ditutup pemerintah. Hanya komunitas, orangtua, guru, dan pemuka agama yang dapat mengisinya," kata Obama.
Sebelum berpidato, Obama ikut ber diskusi bersama 16 siswa perserta program pemuda antikekerasan. Program yang berisi konseling, mentoring, pencegahan kekerasan dan program pendidikan berbasis sekolah berdasar Gedung Putih.
Kunjungan presiden ke sekolah itu merupakan kunjungan yang direncanakan setelah pemakaman akhir pekan seorang remaja Chicago, Hadiya Pendleton yang ditembak oleh suatu kelompok.
Dia tewas tertembak setelah menghadiri pelantikan presiden AS yang baru di Washington bulan lalu. Saat itu sekelompok geng tak dikenal menembak Pendleton di Chicago yang tak jauh dari rumah Obama.
Istri Presiden Amerika Serikat, Michelle Obama, menghadiri pemakaman tersebut di Chicago.
Obama menuju kampung halamamnya setelah menghadiri acara Gedung Putih, penganugerahan Medali Warga Presidensial. Penerima penghargaan termasuk enam guru yang terbunuh dalam insiden penembakan di Sekolah Dasar Sandy Hook tahun lalu.
Dalam acara yang emosional itu presiden memeluk anggota keluarga korban yang menerima langsung medali penghargaan.
Dia membuat keputusan dramatis dalam Kongres Amerika Serikat, Selasa, untuk melakukan voting penggunaan senjata api meski mendapat perlawanan dari Asosiasi Senapan Nasional.
(A061/H-AK)
Obama menegaskan itu saat berorasi di depan hadirin Sekolah Tinggi Hyde Park, Chicago. Dia menyoroti penyalahgunaan senjata api yang melanda kota.
"Orang Amerika pada umumnya meminta untuk mempersulit prosedur kepemilikan senjata."
Banyak pihak mengkhawatirkan angka kriminalitas akan meningkat apabila kepemilikian senjata dibatasi. Namun Obama tetap menekankan, keamanan masyarakat juga harus dilibatkan meski tanpa senjata api.
"Seorang anak kecil menembak anak lain. Masalah itu lubang yang tidak dapat ditutup pemerintah. Hanya komunitas, orangtua, guru, dan pemuka agama yang dapat mengisinya," kata Obama.
Sebelum berpidato, Obama ikut ber diskusi bersama 16 siswa perserta program pemuda antikekerasan. Program yang berisi konseling, mentoring, pencegahan kekerasan dan program pendidikan berbasis sekolah berdasar Gedung Putih.
Kunjungan presiden ke sekolah itu merupakan kunjungan yang direncanakan setelah pemakaman akhir pekan seorang remaja Chicago, Hadiya Pendleton yang ditembak oleh suatu kelompok.
Dia tewas tertembak setelah menghadiri pelantikan presiden AS yang baru di Washington bulan lalu. Saat itu sekelompok geng tak dikenal menembak Pendleton di Chicago yang tak jauh dari rumah Obama.
Istri Presiden Amerika Serikat, Michelle Obama, menghadiri pemakaman tersebut di Chicago.
Obama menuju kampung halamamnya setelah menghadiri acara Gedung Putih, penganugerahan Medali Warga Presidensial. Penerima penghargaan termasuk enam guru yang terbunuh dalam insiden penembakan di Sekolah Dasar Sandy Hook tahun lalu.
Dalam acara yang emosional itu presiden memeluk anggota keluarga korban yang menerima langsung medali penghargaan.
Dia membuat keputusan dramatis dalam Kongres Amerika Serikat, Selasa, untuk melakukan voting penggunaan senjata api meski mendapat perlawanan dari Asosiasi Senapan Nasional.
(A061/H-AK)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: