"Kita konsisten mengusung musik jazz dengan nuansa etnik. Kita mengajak kolaborasi musisi lintas generasi dari dalam dan luar negeri," kata Founder Jazz Gunung Bromo, Sigit Pramono di Jakarta, Selasa.
Sigit menyampaikan, konsep lintas generasi dihadirkan melalui penampilan musisi senior dan musisi muda Tanah Air seperti Ardhito Pramono, Yura Yunita, Blue Fire Project feat Atiek CB, Varnasvara with Daniel Dyonisius, Deredia, Margie Segers, Mus Mujiono feat Sweetswingnoff, dan Ring of Fire Project feat Denny Caknan.
Salma Salsabil yang merupakan juara Indonesian Idol XII juga dipastikan menjadi penampil di Jazz Gunung Bromo 2023.
Baca juga: Kemenparekraf apresiasi konsep hibrid Jazz Gunung 2020
Menurut rencana, penyanyi asal Probolinggo itu akan menyuguhkan aksi panggungnya di Jazz Gunung Bromo 2023 hari pertama pada 21 Juli. Selain itu, Jazz Gunung Bromo juga akan menghadirkan musisi jazz asal Perancis.
Sigit menyampaikan, konsep lintas generasi dihadirkan melalui penampilan musisi senior dan musisi muda Tanah Air seperti Ardhito Pramono, Yura Yunita, Blue Fire Project feat Atiek CB, Varnasvara with Daniel Dyonisius, Deredia, Margie Segers, Mus Mujiono feat Sweetswingnoff, dan Ring of Fire Project feat Denny Caknan.
Salma Salsabil yang merupakan juara Indonesian Idol XII juga dipastikan menjadi penampil di Jazz Gunung Bromo 2023.
Baca juga: Kemenparekraf apresiasi konsep hibrid Jazz Gunung 2020
Menurut rencana, penyanyi asal Probolinggo itu akan menyuguhkan aksi panggungnya di Jazz Gunung Bromo 2023 hari pertama pada 21 Juli. Selain itu, Jazz Gunung Bromo juga akan menghadirkan musisi jazz asal Perancis.
Seniman yang juga salah satu Founder Jazz Gunung, Butet Kartaredjasa menyampaikan bahwa konser musik tersebut berbeda dengan jazz pada umumnya.
"Jazz Gunung sangat peduli dengan hal-hal etnik yang bersifat tradisional, berbasis budaya Indonesia," kata Butet. Ia berharap Jazz Gunung Bromo juga dapat memberi berkontribusi bagi kemajuan ekonomi daerah dari sisi pariwisata.
Jazz Gunung Bromo sudah menjadi event musik Jazz Etnik berskala Internasional di mana beberapa musisi dari berbagai negara juga ikut tampil berdampingan dengan musisi-musisi nasional.
"Jazz Gunung sangat peduli dengan hal-hal etnik yang bersifat tradisional, berbasis budaya Indonesia," kata Butet. Ia berharap Jazz Gunung Bromo juga dapat memberi berkontribusi bagi kemajuan ekonomi daerah dari sisi pariwisata.
Jazz Gunung Bromo sudah menjadi event musik Jazz Etnik berskala Internasional di mana beberapa musisi dari berbagai negara juga ikut tampil berdampingan dengan musisi-musisi nasional.
Konser ini menargetkan dihadiri sebanyak 5.500 penonton dan melibatkan sekitar 515 UMKM.
Tampil di panggung terbuka pada ketinggian 2.000 m di atas permukaan laut dengan suasana alam pegunungan menjadi pengalaman tersendiri bagi para musisi dan memberikan kesan mendalam bagi penonton.
Tampil di panggung terbuka pada ketinggian 2.000 m di atas permukaan laut dengan suasana alam pegunungan menjadi pengalaman tersendiri bagi para musisi dan memberikan kesan mendalam bagi penonton.
Melalui tagline “Indahnya Jazz, Merdunya Gunung”, pertunjukkan musik, alam pegunungan dan manusia berpadu dalam harmoni.
Baca juga: Dukung pariwisata, Menparekraf ajak masyarakat tonton Jazz Gunung
Baca juga: Disbudpar Jatim: Jazz Gunung Bromo 2021 dapat bangkitkan pariwisata
Baca juga: Jazz Gunung Bromo 2021 digelar 25 September dengan prokes ketat
Baca juga: Dukung pariwisata, Menparekraf ajak masyarakat tonton Jazz Gunung
Baca juga: Disbudpar Jatim: Jazz Gunung Bromo 2021 dapat bangkitkan pariwisata
Baca juga: Jazz Gunung Bromo 2021 digelar 25 September dengan prokes ketat