Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mencatat agregat pinjaman yang telah disalurkan oleh Peer-to-Peer (P2P) Lending mencapai Rp601,41 triliun per April 2023.

"Industri P2P ini sekarang sudah menyalurkan Rp601,41 triliun sejak tahun 2017," ujar Direktur Eksekutif AFPI Kuseryansyah dalam acara Intimate Media Luncheon di Jakarta, Selasa.

Ia mengungkapkan penyaluran pinjaman tersebut berasal dari sebanyak 1,03 juta pemberi pinjaman yang terdiri atas pemberi pinjaman yang merupakan individual atau ritel, institusi perbankan, maupun nonperbankan. Namun, pemberi pinjaman sejauh ini didominasi oleh individual.

Sementara itu, tercatat 111,2 juta peminjam hingga saat ini dan terdapat 102 perusahaan P2P Lending yang telah memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Adapun hingga April 2023, outstanding pinjaman P2P Lending mencapai Rp50,5 triliun, dengan Tingkat Keberhasilan Bayar (TKB) pada hari ke-90 berada di tingkat 97,18 persen.

Baca juga: AFPI: Peningkatan literasi keuangan tetap jadi program prioritas

Baca juga: AFPI: agregat pinjaman P2P Lending capai Rp582,75 triliun


Menurut Kuseryansyah, outsanding pinjaman tersebut kian menurun dari bulan Januari 2023 yang sebesar Rp18,73 triliun, bulan Februari 2023 senilai Rp18,22 triliun, serta bulan Maret 2023 sebanyak Rp19,73 triliun.

Kendati demikian yang patut dicermati yakni TKB90 pada April 2023 yang juga ikut menurun sedikit dari 97,25 persen pada bulan Januari 2023, 97,31 persen pada bulan Februari 2023, dan 97,19 persen pada bulan Maret 2023.

Selain itu terdapat pula kenaikan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) sebesar 0,5 persen pada bulan April 2023 dibanding April 2022, yang harus diperhatikan.

"Apakah kenaikan NPL ini jelek? Tidak, kenaikan ini masih bisa diterima karena memang masih ada efek sisa dari pandemi COVID-19," ungkapnya.

Baca juga: AFPI sarankan pinjam uang sesuai kebutuhan agar tidak terjerat pinjol

Baca juga: AFPI dan AFTECH sebut jumlah pinjol ilegal makin turun berkat UU P2SK