Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 146 warga Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan menerima bantuan kejar paket Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) A, B, dan C untuk mengejar kesetaraan pendidikan mereka secara gratis.

"Kita fasilitasi tempat dan publikasi pendaftarannya, kemudian dari pihak Yayasan Nara Kreatif menyiapkan pengajarnya," kata Lurah Menteng Dalam, Dina Roslina saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Dina menuturkan dana bantuan serta pengajar kejar paket ini dibantu melalui perjanjian kerja sama (MoU) dengan Yayasan Nara Kreatif selama tiga tahun ke depan.
​​​​
Nantinya selama dalam kurun waktu itu, mereka yang terdaftar dipersiapkan lulus dan dipastikan mendapat ijazah kesetaraan pendidikannya.

"Syarat ikut kejar paket, yang pasti mereka punya ijazah, sebelumnya misal dia mau ijazah paket C berarti membawa ijazah SMP atau SLTP, akta lahir, kartu keluarga dan Kartu Tanda Penduduk (KTP)," katanya.

Baca juga: Menjadi mandiri melalui rumah belajar JICT

Dia merinci kebanyakan ratusan siswa yang terdaftar merupakan warga sekitar, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) hingga Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) berusia 40-50 tahun ke atas.

Nantinya kegiatan belajar mengajar akan dilaksanakan di dua tempat yakni Kantor Kelurahan Menteng Dalam dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Flamboyan.

Pembelajaran perdana akan dimulai pada Sabtu (17/6), dengan harapan bisa membantu warga Jakarta yang sempat putus sekolah bisa kembali mengenyam pendidikan.

"Kegiatan ini merupakan bantuan bagi masyarakat yang masih punya rasa ingin belajar sekaligus mendapatkan ijazah sesuai jenjang pendidikan masing-masing," katanya.

Dengan demikian, harapan Dina, bantuan ini bisa bermanfaat sekaligus meratakan akses pendidikan bagi masyarakat yang sempat putus sekolah melalui jalur non formal.

Baca juga: Sudin Pendidikan Jaksel siap cabut KJP Plus siswa terlibat tawuran

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka anak tidak sekolah di Jakarta menurut jenjang pendidikan pada 2022, tingkat Sekolah Dasar (SD) mencapai 0,71 persen, Sekolah Menengah Pertama (SMP) mencapai 6,94 persen dan Sekolah Menengah Atas (SMA) mencapai 22,54 persen.