Medan (ANTARA News) - Calon gubernur Sumatera Utara Effendi Simbolon mengkritik tingkat sosialisasi pemilihan gubernur yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Provinsi yang dinilai sangat minim dan tidak maksimal.

"Jika dilihat secara keseluruhan, tingkat sosialisasinya sangat minim," kata Effendi dalam temu ramah dengan kalangan pers di Medan, Jumat.

Menurut Effendi yang juga Wakil Ketua Komisi VII DPR RI itu, minimnya sosialisasi tersebut menyebabkan pemilihan kepala daerah (pilkada) yang akan diselenggarakan di Sumut sangat minim dan dianggap "kalah pamor" dengan kegiatan serupa yang akan dilaksanakan di Jawa Barat.

Apalagi jika dibandingkan dengan pemilihan gubernur dan wakil di DKI Jakarta yang sangat meriah, bahkan diketahui hingga ke seluruh pelosok Tanah Air.

Padahal jumlah anggaran yang disiapkan negara untuk pelaksanaan Pilkada Sumut tersebut sangat besar yakni mencapai Rp500 miliar lebih.

"Euforia demokrasi kita tidak diiringi kematangan KPU selaku penyelenggara," katanya.

Cagub yang diusung PDI Perjuangan itu mengatakan, dengan sosialisasi yang minim tersebut, pihaknya tidak merasa heran jika partisipasi masyarakat Sumut nantinya tidak maksimal.

Dari pemantauan selama ini, kemeriahan pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumut tersebut hanya terlihat di Kota Medan dan sekitarnya saja.

"Pilkada ini terkesan seperti pemilihan wali kota Medan saja. Karena itu, tingkat partisipasinya diperkirakan akan rendah. Bisa mencapai 40 persen saja sudah bagus," katanya.

Selain tingkat sosialisasi, cagub Sumut itu menyesalkan minimnya ruang peserta pilkada dalam program dan visi misi.

"Paling-paling, sama-sama blusukan atau sama-sama mendatangkan musik dangdut," katanya.

(I023/Z002)