Jakarta (ANTARA) - Head of Investment Bareksa Christian Halim menyebutkan valuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang relatif murah saat ini bisa menjadi peluang masuk bagi investor.

Adapun sejak awal tahun sampai dengan 31 Mei 2023, IHSG mencatatkan kinerja negatif sebesar 3,17 persen yang disebabkan oleh penurunan terbesar di sektor energi dan bahan baku.

"IHSG menyentuh level yang cukup menarik di kisaran 6.500-6.600. Secara historis, level tersebut biasanya cukup kuat dan IHSG berpotensi mengalami rebound (pembalikan arah) naik," ujar Christian dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.

Secara historis sejak tahun 1997, IHSG pada periode di bulan Juni secara rata-rata statistik biasanya naik sebesar 65 persen dan periode di bulan Juli meningkat sebesar 73 persen.

Bareksa Prioritas memandang hal ini bisa menjadi peluang investor high net-worth individuals (HNWI) untuk masuk di aset berisiko seperti reksadana saham, dengan menimbang kondisi ekonomi serta profil risiko dan tujuan investasi.

Menurut data yang dikompilasi Bareksa Prioritas, terdapat peluang IHSG naik pada Juni dan diikuti kenaikan pada Juli. Tahun ini, kinerja IHSG sejak Januari hingga Mei masih negatif dan berpeluang untuk naik dengan sejumlah katalis.

Christian menyarankan jika IHSG mulai menunjukkan pembalikan arah, maka investor dapat pertimbangkan untuk akumulasi bertahap di sejumlah reksadana saham yang memiliki barometer terbaik di Bareksa untuk mendapatkan peluang cuan yang menarik.

"Meski IHSG turun sejak awal tahun, sejumlah reksadana saham dan indeks di super app Bareksa masih sanggup menghasilkan kinerja positif, sebab mayoritas reksadana tersebut berbasis saham kapitalisasi besar di sektor perbankan dan sektor konsumer yang diborong oleh investor asing," tuturnya.

Baca juga: Mandiri Sekuritas masih optimis IHSG capai level 7.510 pada 2023
Baca juga: OJK catat pasar modal Indonesia himpun dana Rp102 triliun hingga Mei
Baca juga: Mirae Asset: Volatilitas AS masih akan pengaruhi IHSG di semester II