"Harga pakan lele sejak akhir Januari terjadi kenaikan Rp200 hingga Rp500 perkilogram dan saat ini sudah ada informasi harga pakan akan terus naik," kata Ketua Asosiasi Lele Jawa Tengah Kuncoro Adrianto di Semarang, Kamis.
Kuncoro mengakui bahwa para pembudidaya lele hanya mengandalkan pakan lele pabrikan untuk mendapatkan produksi maksimal.
Terkait dengan pakan lele alternatif, Kuncoro mengaku tidak merekomendasikannya karena dapat berpengaruh pada penurunan produksi lele.
"Kalau budidaya, tidak dapat asal-asalan agar hasilnya juga tidak asal-asalan. Oleh karena itu, kami juga tidak merekomendasikan menggunakan pakan lele alternatif," katanya.
Ia menegaskan bahwa saat ini yang dikeluhkan para pembudidaya hanya masalah pakan. Kalau terkait dengan penyakit, para pembudidaya sudah cerdas untuk mengantisipasinya.
Untuk produksi lele, di Jateng berkisar 10 ton perhari dan suplai lele dari daerah sekitar seperti Jawa Timur berkisar 3 ton perhari. Di Kota Semarang misalnya, perhari ada suplai dari daerah Demak sekitar 2 ton dan dari Jatim 3 ton per hari.
"Harga lele stabil, tetapi karena harga pakan naik, menjadikan keuntungan yang diperoleh juga turun," katanya.
Harga lele dari pembudidaya saat ini Rp12 ribu perkilogram dan melalui mata rantai yakni pasar, bakul, dan pedagang, maka harga hingga tangan konsumen berkisar Rp16 ribu perkilogram.
"Kami memperkirakan harga lele akan stabil untuk beberapa waktu ke depan karena pengaruh dari naiknya harga pakan lele," demikian Kuncoro.
(N008/I007)