Dili (ANTARA News) - Dua pegawai surat kabar independen ternama Timor Timur yang menerbitkan tulisan-tulisan kritis mengenai Perdana Menteri Mari Alkatiri dipukuli Selasa oleh sekelompok pemuda, kata redaktur surat kabar itu. Kedua orang itu, yang bekerja di bagian periklanan dan sirkulasi Timor Post, diserang di luar kantor surat kabar tersebut di Dili, ibukota Timor Timur, kata Carlos de Jesus kepada AFP. Ia menyatakan, serangan itu mungkin terkait dengan artikel-artikel belum lama ini yang mencakup tuduhan terhadap Alkatiri, yang disalahkan kalangan luas karena tidak mencegah kerusuhan sipil yang bulan lalu menewaskan 21 orang. "Para tersangka, yang bersenjatakan batu, memukuli pegawai-pegawai kami, yang mengalami luka-luka yang tidak kritis," kata de Jesus. "Itu mungkin sebuah bentuk intimidasi," katanya ketika ditanya mengenai motif serangan itu. Dili sementara itu tetap tenang dalam beberapa hari ini, dengan lebih dari 2.200 prajurit penjaga perdamaian yang berpatroli di jalan-jalan. "Ini adalah orang-orang yang tidak senang dengan apa yang kami tulis," katanya. Timor Timur terjeblos ke dalam krisis setelah 600 prajuritnya, hampir separuh dari jumlah pasukan negara kecil itu, dipecat karena melakukan pemogokan untuk memprotes diskriminiasi etnik. Prajurit-prajurit pembangkang itu, yang berasal dari wilayah barat negara itu, mengklaim diperlakukan berbeda dari prajurit-prajurit dari wilayah timur. Mereka kemudian diikuti dalam pembangkangan itu oleh anggota-anggota pasukan kepolisian, yang mengarah pada bentrokan bersenjata antara pasukan pemerintah dan pasukan pembangkang yang membuat negara itu berisiko tergelincir ke dalam perang saudara. Semula bentrokan hanya melibatkan polisi dan tentara, namun kini kelompok-kelompok pemuda di wilayah timur dan barat berkeliaran di jalan-jalan, terlibat dalam bentrokan dan penjarahan. Sekitar 100.000 orang terlantar akibat kerusuhan itu, sementara ribuan mengungsi di taman dan halaman gereja, takut pulang ke rumah mereka.(*)