Konflik Rusia Ukraina
Rusia panggil duta besar Jepang, protes pasokan militer ke Ukraina
10 Juni 2023 12:13 WIB
Gambar diam dari video, yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia, menunjukkan kapal rudal Armada Pasifik Rusia yang menembakkan rudal jelajah Moskit ke target tiruan di perairan Laut Jepang, dalam gambar diam ini diambil dari video yang dirilis 28 Maret 2023. ANTARA FOTO/Kementerian Pertahanan Rusia/Handout via REUTERS/aww.
Moskow (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri Rusia pada Jumat (9/6) menyatakan telah memanggil duta besar Jepang terkait keputusan Tokyo untuk memasok peralatan militer ke Ukraina.
Jepang telah mendukung sanksi militer terhadap rival lamanya di kawasan Asia Timur itu setelah Moskow melakukan kampanye militer di Ukraina.
Pada Mei, Jepang berjanji ke Ukraina untuk mengirim sekitar 100 kendaraan tipe militer setelah pernah mengirim peralatan perlindungan, seperti helm dan rompi antipeluru.
Namun, Moskow menyatakan Tokyo telah memasok kendaraan lapis baja serta kendaraan untuk semua medan.
"Disampaikan kepada pihak Jepang bahwa langkah ini akan mengarah kepada eskalasi permusuhan dan bakal lebih meningkatkan jumlah korban manusia dari rezim Kiev," kata Kemenlu Rusia dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: G-7 berlakukan sanksi pada Rusia saat Zelenskyy tiba di Jepang
Aturan ekspor Jepang melarang perusahaan-perusahaan dari negara tersebut untuk menjual barang-barang mematikan ke luar negeri.
Kedubes Jepang menyatakan bahwa Duta Besar Jepang untuk Rusia, Toyohisa Kozuki, telah menyampaikan kepada Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrei Rudenko bahwa upaya Moskow untuk mengelakkan kesalahan atas dampak konflik tersebut "sama sekali tidak masuk akal dan sama sekali tidak dapat diterima".
"Agresi Rusia terhadap Ukraina, sebagai sebuah upaya secara sepihak untuk mengubah status quo dengan kekerasan, jelas adalah pelanggaran aturan internasional dan sama sekali tidak dapat diterima," kata Kozuki seperti dikutip Kedubes Jepang.
Sumber: Reuters
Baca juga: Jepang perluas dukungan untuk "Global Selatan" atasi China, Rusia
Baca juga: Patroli udara China-Rusia membuat Jepang khawatirkan isu keamanan
Jepang telah mendukung sanksi militer terhadap rival lamanya di kawasan Asia Timur itu setelah Moskow melakukan kampanye militer di Ukraina.
Pada Mei, Jepang berjanji ke Ukraina untuk mengirim sekitar 100 kendaraan tipe militer setelah pernah mengirim peralatan perlindungan, seperti helm dan rompi antipeluru.
Namun, Moskow menyatakan Tokyo telah memasok kendaraan lapis baja serta kendaraan untuk semua medan.
"Disampaikan kepada pihak Jepang bahwa langkah ini akan mengarah kepada eskalasi permusuhan dan bakal lebih meningkatkan jumlah korban manusia dari rezim Kiev," kata Kemenlu Rusia dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: G-7 berlakukan sanksi pada Rusia saat Zelenskyy tiba di Jepang
Aturan ekspor Jepang melarang perusahaan-perusahaan dari negara tersebut untuk menjual barang-barang mematikan ke luar negeri.
Kedubes Jepang menyatakan bahwa Duta Besar Jepang untuk Rusia, Toyohisa Kozuki, telah menyampaikan kepada Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrei Rudenko bahwa upaya Moskow untuk mengelakkan kesalahan atas dampak konflik tersebut "sama sekali tidak masuk akal dan sama sekali tidak dapat diterima".
"Agresi Rusia terhadap Ukraina, sebagai sebuah upaya secara sepihak untuk mengubah status quo dengan kekerasan, jelas adalah pelanggaran aturan internasional dan sama sekali tidak dapat diterima," kata Kozuki seperti dikutip Kedubes Jepang.
Sumber: Reuters
Baca juga: Jepang perluas dukungan untuk "Global Selatan" atasi China, Rusia
Baca juga: Patroli udara China-Rusia membuat Jepang khawatirkan isu keamanan
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023
Tags: