Jakarta (ANTARA) - Mulai hari ini para petani dan nelayan seluruh Nusantara, sedang berkumpul menggelar Pekan Nasional (Penas) Petani dan Nelayan di Padang, Sumatera Barat.

Penas 2023 digelar pada 10 - 15 Juni 2023 dengan mengambil tema "Memantapkan Penguatan Potensi dan Posisi Tawar Komoditi Lokal Untuk Mewujudkan Kemandirian Pangan Berkelanjutan Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045".

Selama sepekan kaum tani dan kaum nelayan seluruh Indonesia akan menggelar banyak kegiatan dan program yang sudah dirancang cukup matang.

Penyelenggara menyebut, sejumlah agenda pada kegiatan itu yang sudah disiapkan, antara lain pembukaan dan penutupan, temu wicara dengan Presiden RI dan pejabat negara serta pemberian penghargaan dan hadiah lomba.

Agenda ini sangat penting, karena seluruh peserta Penas dapat mendengar secara langsung apa yang menjadi kebijakan Pemerintah dalam membangun pertanian di negeri ini.

Lebih jauhnya lagi, peserta Penas dapat melakukan dialog dengan para penentu kebijakan di sektor pertanian dalam arti luas dan sektor perikanan. Termasuk di dalamnya sampai sejauh mana Pemerintah melakukan perlindungan dan pembelaan terhadap petani dan nelayan, sekiranya ada pihak-pihak yang ingin meminggirkan mereka dari panggung pembangunan.

Kemudian, ada acara rembuk madya dan rembuk utama, temu profesi, temu petani ASEAN dan mitra, hingga temu sukses petani dan penyuluh. Lalu, akan ada pameran pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan, pameran aquaculture, pameran agroforestry, expo, dan kontes peternakan nasional, lomba stand, pengembangan digitalisasi dan jaringan informasi agribisnis.

Berikutnya, temu usaha agribisnis, temu bisnis tanaman pangan dan hortikultura, temu bisnis bidang perkebunan, temu bisnis bidang peternakan, temu bisnis bidang kelautan dan perikanan, serta temu bisnis bidang kehutanan.

Pada bidang agribisnis akan ada gelar dan temu teknologi, temu karya, karya wirausaha petani nelayan, peragaan, unjuk tangkas, dan asah terampil. Lalu akan ada studi banding, widyawisata dan pagelaran seni budaya.

Penas 2023 memang mundur dua tahun dari jadwal semula, karena berbagai macam alasan. Salah satunya, karena pertimbangan adanya sergapan pandemi COVID-19. Dan kini pandemi sudah berlalu.

Badan Kesehatan Dunia, WHO, telah menyatakan pandemi COVID-19, sejak beberapa waktu lalu, berganti menjadi endemi. Namun begitu, masyarakat harus tetap harus waspada, mengingat turunan virus Corona belum seluruhnya hilang dari kehidupan sehari-hari.

Menyikapi hal yang demikian, semua menjadi percaya penyelenggara Penas sudah menyiapkan serangkaian aktivitas, agar peserta Penas yang diperkirakan berjumlah sekitar 30 ribuan orang, tetap akan mengindahkan protokol kesehatan sebagaimana yang selama ini telah diatur oleh Pemerintah.

Penyelenggara meyakini para peserta Penas sendiri tentu akan memperhatikan masih adanya sergapan COVID-19. Artinya, walau WHO sudah menyatakan masa pandemi selesai, namun tidak salah jika semua tetap berjaga-jaga.


Isu Utama

Pada Penas 2023 setidaknya ada tiga isu utama yang diangkat dan dijadikan titik tekan pembahasan. Pertama, berkaitan dengan penguatan potensi dan posisi tawar komoditas lokal. Kedua, berhubungan dengan kemandirian pangan, dan ketiga terkait dengan Lumbung Pangan Dunia 2045. Ketiga isu di atas, tampak sangat penting dan strategis, sehingga menuntut kepada peserta Penas untuk menganalisisnya secara cerdas.

Penguatan potensi dan posisi tawar komoditas lokal, memang perlu mendapat perhatian bersama. Kebijakan Pemerintah yang menjadikan pangan lokal sebagai salah satu prioritas pembangunan pangan, sepertinya menuntut kepada pelaku utama dan pelaku usaha di bidang pangan untuk melakukan konsolidasi total dalam menggenjot produksi sekaligus meningkatkan kekuatan posisi tawar mereka.

Roadmap Pengembangan Pangan Lokal dapat dijadikan acuan untuk mewujudkannya.

Kemandirian pangan, sudah saatnya mendapat penanganan khusus, selain pentingnya ketahanan pangan bangsa dan negara.

Kemandirian pangan sendiri dimaknai sebagai kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.

Penas 2023 diharapkan mampu menghasilkan pemikiran kreatif, inovatif, dan cerdas terkait dengan terobosan positif untuk mewujudkan kemandirian pangan.

Komitmen peserta Penas untuk menggenjot produksi pangan, khususnya bahan pangan pokok dalam upaya memperkokoh ketersediaan pangan dari hasil produksi dalam negeri, sebaiknya dijadikan program prioritas dalam pembangunan pertanian ke depan. Kemandirian pangan yang diraih, setidaknya mampu menjadikan bangsa yang tahan pangan.

Sehubungan dengan hasrat menjadikan Indonesia sebagai salah satu Lumbung Pangan Dunia 2045, memang perencanaannya sudah harus disiapkan sedini mungkin.

Semua pihak percaya para peserta Penas sudah menyiapkan beragam ide dan langkah, bagaimana pencapaiannya. Lumbung Pangan Dunia adalah simbol yang cukup membanggakan bagi sebuah bangsa.

Itu sebabnya, semua pihak harus serius untuk menggarapnya dan tidak cukup hanya mengandalkan sebuah komitmen. Bangsa ini membutuhkan kerja keras dan kerja nyata bersama untuk mewujudkan cita-cita bersama kesejahteraan bangsa yang adil dan merata.

Bangsa Indonesia masih memiliki waktu sekitar 22 tahun ke depan. Persiapan seperti penyusunan Grand Desain Pencapaian Lumbung Pangan Dunia 2045, sudah waktunya dimulai dari sekarang.

Ini bukan saatnya untuk menunda atau sekadar berwacana tetapi harus mulai melangkah mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

Hal yang diperlukan secara nyata adalah penguatan sinergi dan kolaborasi diantara segenap komponen bangsa.

Tema Penas 2023, sebetulnya sebuah harapan yang penuh dengan kehormatan dan tanggung-jawab untuk mewujudkannya.

Berbagai ulasan yang disampaikan tersebut, lebih mengedepan sebagai "warning" agar bangsa ini semakin serius dan fokus dalam mengelola pembangunan pangan di negeri ini.

Kesungguhan sangat dimintakan dan diharapkan. Ini penting dicatat, karena pangan bagi sebagian besar warga bangsa merupakan sumber kehidupan dan sumber penghidupan masyarakat.

Semoga Penas 2023 akan memberi hasil terbaik bagi percepatan terciptanya petani dan nelayan yang sejahtera dan bahagia. Ke arah sanalah sebaiknya bangsa ini bergerak. Selamat bersilaturahmi para petani dan nelayan dengan Pemerintah.

Bangsa Indonesia menanti aspirasi petani dan nelayan sebagai dasar dalam menyusun regulasi yang berpihak pada sektor pertanian.


*) Entang Sastraatmadja adalah Ketua Harian DPD HKTI Jawa Barat.