Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi X DPR RI Herlini Amran meminta dilakukan evaluasi terhadap Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T) yang diusung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selama ini.

Menurut Herlini di Jakarta, Selasa, program SM-3T yang melakukan pengiriman 2.479 guru di daerah kategori 3T dan perekrutan 464 mahasiswa dari daerah 3T harus segera dievaluasi lebih jauh pelaksanaannya untuk meningkatkan kapasitas dan loyalitas rekrutmen guru yang akan dikirimkan selanjutnya.

"Saya pada dasarnya sangat mendukung pelaksanaan program tersebut. Tetapi dengan catatan Kemdikbud memiliki strategi untuk mempertahankan loyalitas dan meningkatkan kapasitas guru tersebut," ujar Herlini.

Dia menilai bukan rahasia lagi apabila kesejahteraan dan fasilitas untuk guru tidak diperhatikan, maka program tersebut terancam gagal di tengah jalan.

Herlini mengatakan dokter PTT yang benar-benar profesional dan telah menjalani sumpah, kenyataannya banyak yang berhenti sebelum masa penugasan berakhir.

Dia berharap Kemdikbud memiliki strategi terobosan yang diperlukan agar pencapaian program SM-3T semakin membaik, termasuk penentuan variabel apa saja yang menjadi pertimbangan suatu daerah dikategorikan 3T.

"Karena ketika saya kunjungan ke Kepri, masyarakat di sana melaporkan masih kekurangan banyak guru, tapi tahun 2012 lalu Kepri tidak dikategorikan daerah 3T.

Padahal, Ketika mengunjungi salah satu pulau di Kabupaten Lingga Kecamatan Senayang, Riau beberapa sekolah SD dan SMP Negeri hanya memiliki dua orang guru saja, yakni satu kepala sekolah, dan satu lagi guru honorer, ini sangat memperihatinkan," katanya.

Anggota Fraksi PKS asal daerah pemilihan Kepulauan Riau itu berharap ke depannya Kemdikbud bisa meningkatkan kualitas, kapasitas dan loyalitas guru yang akan dikirimkan selanjutnya ke daerah 3T.

Variabel yang dikatagorikan 3T juga harus di pertimbangkan agar dapat menjamin semua sekolah di seluruh pelosok wilayah Indonesia terlayani oleh tenaga pendidik yang cukup dan memiliki kemampuan.

"Saya juga berharap Kepulauan Riau dapat dipertimbangkan menjadi daerah prioritas program penyediaan guru di daerah 3T," kata dia.

Dia menjelaskan, tahun 2012 jumlah peserta yang mengikuti program SM-3T meningkat menjadi 2.630 orang dibanding 2011 sebanyak 2.479 orang. Peningkatan itu terjadi karena Kemdikbud terus melaksanakan penambahan lokasi yang dijadikan program SM-3T ke propinsi-propinsi lain, seperti Kalimantan Barat yang berbatasan dengan negara tetangga, Pulau Nias, dan Sulawesi Utara.

Saat ini menurut dia, Program SM-3T masih berlaku jangka pendek, yakni selama satu tahun. Namun demikian, banyak manfaat yang diperoleh Kemendikbud dari peserta SM-3T berupa masukan-masukan bagi peningkatan mutu, sarana dan prasarana di daerah 3T tersebut.

Program SM3T direncanakan akan berlangsung hingga 2015. Program tersebut diberi nama Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia yang bertujuan mencari model pendidikan guru khususnya di daerah tertinggal.

(Tz.R028/S023)