Rusia desak Korut hentikan tindakan "tidak sah"
12 Februari 2013 21:17 WIB
Lokasi uji nuklir dekat Punggye-ri di Korea Utara tertangkap kamera satelit DigitalGlobe yang diambil Minggu (1/4) lalu dan diperoleh Reuters pada Selasa (10/4). Korea Utara yang terisolasi dan miskin mengatakan mereka siap untuk melanjutkan usulan peluncuran roket jarak jauh, sebuah pernyataan yang menimbulkan kutukan segera dar Korsel dan Rusia dan permohonan dari Cina, sekutu utama mereka untuk tetap tenang. (REUTERS/DigitalGlobe/Handout)
Moskow (ANTARA News) - Rusia pada Selasa mendesak Korea Utara menghentikan tindakan tidak sah setelah tetangganya itu melakukan uji nuklir, yang Moskow katakan menunjukkan penghinaan Pyongyang pada resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Dengan melakukan uji nuklir baru, Pyongyang sekali lagi mengabaikan norma hukum internasional dan menunjukkan penghinaan pada resolusi Dewan Keamanan PBB," kata kementerian luar negeri dalam pernyataan, lapor AFP.
"Kami bersikeras bahwa Korea Utara hendaknya menghentikan tindakan ilegal, ketat melaksanakan semua perintah Dewan Keamanan PBB (dan) benar-benar menyerahkan program roket dan nuklirnya."
"Hanya dengan cara ini Korea Utara dapat keluar dari de-facto bahwa negaranya terisolasi secara internasional dan membuka jalan untuk kerja sama internasional dalam berbagai bidang, tidak terkecuali ruang angkasa dan operasi nuklir damai."
Kementerian luar negeri mengatakan pihaknya sangat bersedih bahwa uji coba nuklir itu dilakukan oleh pemerintah "dengan mana negara kita telah memiliki hubungan sejarah panjang dan bertetangga baik".
Namun Rusia juga mengatakan, pihaknya mengharapkan bahwa uji coba tersebut tidak akan digunakan sebagai "dalih" untuk meningkatkan aktivitas militer di semenanjung Korea dan mendesak semua pihak untuk berperilaku menahan diri.
Korea Utara pada Selasa melakukan uji coba nuklirnya yang paling kuat dari sebelumnya, dan mengklaim hal itu sebagai terobosan dengan perangkat "miniatur" setelah ledakan-ledakan sebelumnya pada tahun 2006 dan 2009. (AK/B002)
"Dengan melakukan uji nuklir baru, Pyongyang sekali lagi mengabaikan norma hukum internasional dan menunjukkan penghinaan pada resolusi Dewan Keamanan PBB," kata kementerian luar negeri dalam pernyataan, lapor AFP.
"Kami bersikeras bahwa Korea Utara hendaknya menghentikan tindakan ilegal, ketat melaksanakan semua perintah Dewan Keamanan PBB (dan) benar-benar menyerahkan program roket dan nuklirnya."
"Hanya dengan cara ini Korea Utara dapat keluar dari de-facto bahwa negaranya terisolasi secara internasional dan membuka jalan untuk kerja sama internasional dalam berbagai bidang, tidak terkecuali ruang angkasa dan operasi nuklir damai."
Kementerian luar negeri mengatakan pihaknya sangat bersedih bahwa uji coba nuklir itu dilakukan oleh pemerintah "dengan mana negara kita telah memiliki hubungan sejarah panjang dan bertetangga baik".
Namun Rusia juga mengatakan, pihaknya mengharapkan bahwa uji coba tersebut tidak akan digunakan sebagai "dalih" untuk meningkatkan aktivitas militer di semenanjung Korea dan mendesak semua pihak untuk berperilaku menahan diri.
Korea Utara pada Selasa melakukan uji coba nuklirnya yang paling kuat dari sebelumnya, dan mengklaim hal itu sebagai terobosan dengan perangkat "miniatur" setelah ledakan-ledakan sebelumnya pada tahun 2006 dan 2009. (AK/B002)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: