Beijing, (ANTARA/PRNewswire)- Liu Jinliang, peternak lebah generasi kedua di Distrik Miyun, wilayah pinggiran di timur laut Beijing, mempraktikkan teknik multi-box dalam beternak lebah. Dia menjadi peternak lebah pertama di Tiongkok yang berhasil melakukan teknik yang diperkenalkan pemerintah distrik pada 2016 tersebut.








Peternak lebah yang berusia muda ini membutuhkan waktu selama lima tahun untuk menyempurnakan teknik ini. Kini, dia membantu keluarganya dan peternak lebah lain menikmati "manisnya" kehidupan.




Dengan dukungan Liu dan pemerintah lokal, sekitar 30% peternak lebah di Miyun sekarang menggunakan teknik baru tersebut sehingga meningkatkan hasil panen dan kualitas madu. Lebih dari 360 peternak lebah berpenghasilan rendah di Miyun berhasil keluar dari garis kemiskinan sejak bergabung dalam program budi daya lebah madu.




"Dengan menggunakan pengalaman pribadi, saya dapat memotivasi orang di sekitar saya. Orang-orang ini juga membantu peternak lebah lain. Lewat cara ini, kami dapat mencapai kemakmuran bersama," kata Liu kepada CGTN.




Industri budi daya lebah di Miyun menghasilkan pendapatan sekitar RMB 130 juta ($18,91 juta) pada 2020, naik sebesar 19,3% dibandingkan angka pendapatan pada 2019. Terinspirasi dengan pencapaian di Miyun, semakin banyak peternak lebah di Tiongkok yang menggunakan teknik multi-box untuk meningkatkan hasil panen madu sekaligus meningkatkan kualitas madu.




Presiden Tiongkok Xi Jinping sempat mengutip pepatah kuno Tiongkok, "Kunci mengelola negara terletak pada kemakmuran rakyat," ketika menjelaskan alasan Tiongkok yang berupaya mewujudkan kemakmuran bersama. Kisah Liu menggambarkan jalur yang ditempuh Tiongkok demi mencapai target tersebut.




Filosofi yang Memprioritaskan Rakyat




"Kunci mengelola negara terletak pada kemakmuran rakyat."




Pepatah ini, berasal dari Shiji, atau "Records of the Grand Historian", kitab sejarah Tiongkok Kuno yang disusun sekitar 2.000 tahun lalu, menentukan arah filosofi tradisional Tiongkok dalam tata kelola negara: rakyat biasa berperan sebagai pondasi negara, maka sebuah negara hanya dapat mencapai kemakmuran jika rakyatnya juga makmur.




Pepatah ini merupakan salah satu kearifan Tiongkok, dan menjadi filosofi tata kelola pemerintahan Tiongkok pada masa modern.




Saat mengutip pepatah ini dalam sebuah pertemuan yang merayakan pencapaian Tiongkok dalam pengentasan kemiskinan, serta memberikan penghargaan kepada sosok yang berhasil mendukung pengentasan kemiskinan, Presiden Xi bertekad bahwa Tiongkok akan berpegang teguh pada filosofi pembangunan yang memprioritaskan rakyat, serta selalu menempuh jalur kemakmuran bersama.




"Kami selalu berkomitmen untuk berdampingan dengan rakyat, serta terus mengentaskan kemiskinan, meningkatkan taraf hidup rakyat, serta mencapai kemakmuran bersama sebagai persyaratan penting dalam sosialisme," ujar Xi.




Di balik kesuksesan Liu terdapat peran pemerintah distrik Miyun. Pemerintah lokal telah memperkenalkan teknik apiculture moden ini kepada para peternak lebah, serta menyediakan bibit lebah ratu yang bermutu tinggi secara gratis.




Sebagai bentuk dukungannya bagi peternak lebah, pemerintah distrik juga menyalurkan bantuan keuangan yang membantu sekitar 30 proyek di sektor tersebut, bahkan nilai investasinya mencapai sekitar RMB 100 juta. Langkah ini turut menstandardisasi dan mengindustrialisasi budi daya lebah komersial.




https://news.cgtn.com/news/2023-06-05/Why-does-China-stick-to-the-path-of-common-prosperity--1kob98IUhB6/index.html




https://youtu.be/Lom4HnpR2xI