Puan: PDIP tak dikotomi tua-muda pada pilpres 2014
12 Februari 2013 19:49 WIB
Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang politik, Puan Maharani (kiri) dan Ketua Umum DPP PDI-P, Megawati Soekarnoputri (kanan) berdoa disela-sela penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II DPP PDI-P di Imperial Ballroom Pakuwon, Surabaya, Jatim, Sabtu (13/10) malam. Dalam penutupan Rakernas II DPP PDI-P tersebut Megawati Soekarnoputri meminta untuk segera merealisasikan hasil dari Rakernas II DPP PDI-P. (FOTO ANTARA/M Risyal Hidayat)
Palembang (ANTARA News) - Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyatakan partainya tidak membeda-bedakan antara kader tua dengan kader muda untuk maju dalam pemilihan presiden yang akan diselenggarakan pada tahun 2014.
"PDIP tidak melakukan dikotomi antara anggota yang muda dan tua atau senior untuk pilpres tahun 2014," kata Puan Maharani kepada pers usai menjadi juri Cerdas Cermat Empat Pilar Kebangsaan bagi pelajar SLTA se-Sumatera Selatan di Palembang, Selasa.
Acara final itu juga dihadiri Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas, Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saefuddin, serta Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin.
Puan Maharani menyatakan keputusan tentang calon presiden yang akan diajukan partainya akan sangat bergantung kepada rapat kerja nasional (Rakornas) PDIP serta keputusan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri yang merupakan ibu kandungnya.
"Keputusan ada di tangan Ketua Umum PDIP," kata Puan yang juga Ketua Fraksi PDIP DPR RI tersebut.
Ketika ditanya tentang peluang dirinya untuk diajukan sebagai calon presiden bersama Wakil Ketua DPR dari PDIP Pramono Anung, dengan diplomatis Puan berkata, "Itu terserah Ketua Umum PDIP".
Empat Pilar
Sementara itu, Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saefuddin ketika membuka final Cerdas Cermat Empat Pilar Kebangsaan tersebut meminta generasi muda terutama para pelajar untuk memahami empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 45, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Lukman Hakim menegaskan bahwa empat pilar kebangsaan tersebut sangat penting dalam kehidupan bernegara dan berbangsa di Tanah Air.
Dalam acara ini, Lukman Hakim secara khusus menjawab pertanyaan yang berkembang pada sebagian kecil warga di Tanah Air tentang empat pilar kebangsaan terutama yang menyangkut posisi Pancasila dengan ketiga pilar lainnya.
Kemudian, Wakil Ketua MPR ini memberi contoh tentang Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dengan keempat sila lainnya. Ia menunjukkan bahwa Sila Ketuhanan Yang Maha Esa tidak bisa disetarakan atau disamakan dengan keempat sila lainnya.
"Sila Ketuhanan Yang Maha Esa tidak bisa dibilang setingkat atau setara dengan sila-sila lainnya," kata Lukman Hakim.
Lomba Cerdas Cermat Empat Pilar Kebangsaan ini diikuti 30 siswa dari tiga SMA Negeri di Sumatera Selatan. Juara pertama akan dikirim ke Jakarta untuk mewakili Provinsi Sumsel pada lomba tingkat nasional di ibu kota Jakarta. (A011/S024)
"PDIP tidak melakukan dikotomi antara anggota yang muda dan tua atau senior untuk pilpres tahun 2014," kata Puan Maharani kepada pers usai menjadi juri Cerdas Cermat Empat Pilar Kebangsaan bagi pelajar SLTA se-Sumatera Selatan di Palembang, Selasa.
Acara final itu juga dihadiri Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas, Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saefuddin, serta Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin.
Puan Maharani menyatakan keputusan tentang calon presiden yang akan diajukan partainya akan sangat bergantung kepada rapat kerja nasional (Rakornas) PDIP serta keputusan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri yang merupakan ibu kandungnya.
"Keputusan ada di tangan Ketua Umum PDIP," kata Puan yang juga Ketua Fraksi PDIP DPR RI tersebut.
Ketika ditanya tentang peluang dirinya untuk diajukan sebagai calon presiden bersama Wakil Ketua DPR dari PDIP Pramono Anung, dengan diplomatis Puan berkata, "Itu terserah Ketua Umum PDIP".
Empat Pilar
Sementara itu, Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saefuddin ketika membuka final Cerdas Cermat Empat Pilar Kebangsaan tersebut meminta generasi muda terutama para pelajar untuk memahami empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 45, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Lukman Hakim menegaskan bahwa empat pilar kebangsaan tersebut sangat penting dalam kehidupan bernegara dan berbangsa di Tanah Air.
Dalam acara ini, Lukman Hakim secara khusus menjawab pertanyaan yang berkembang pada sebagian kecil warga di Tanah Air tentang empat pilar kebangsaan terutama yang menyangkut posisi Pancasila dengan ketiga pilar lainnya.
Kemudian, Wakil Ketua MPR ini memberi contoh tentang Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dengan keempat sila lainnya. Ia menunjukkan bahwa Sila Ketuhanan Yang Maha Esa tidak bisa disetarakan atau disamakan dengan keempat sila lainnya.
"Sila Ketuhanan Yang Maha Esa tidak bisa dibilang setingkat atau setara dengan sila-sila lainnya," kata Lukman Hakim.
Lomba Cerdas Cermat Empat Pilar Kebangsaan ini diikuti 30 siswa dari tiga SMA Negeri di Sumatera Selatan. Juara pertama akan dikirim ke Jakarta untuk mewakili Provinsi Sumsel pada lomba tingkat nasional di ibu kota Jakarta. (A011/S024)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: