Jakarta (ANTARA) - Tingkat inflasi di India pada tahun fiskal berjalan (April 2023-Maret 2024) diperkirakan akan tetap di atas 4 persen, dengan ekonomi negara itu kemungkinan akan tumbuh sebesar 6,5 persen, kata Gubernur Reserve Bank of India (RBI) Shaktikanta Das pada Kamis (8/6).

Saat mengumumkan kebijakan moneter di Mumbai, ibu kota keuangan India, gubernur bank sentral itu mengatakan ekonomi India berada pada posisi yang kuat di saat ketidakpastian global.

"Kami gembira dengan fakta bahwa ekonomi India dan sektor keuangan bertahan dengan kuat dan tangguh di dunia dengan hambatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan arus lintas yang cepat. Tidak seperti tiga tahun yang penuh gejolak sebelumnya, ketidakpastian di depan tampak relatif lebih sedikit dan jalan di depan relatif lebih jelas," ujar Das dalam sebuah pernyataan.

Gubernur RBI mengatakan kegiatan ekonomi India tetap tangguh dan melampaui proyeksi sebelumnya.
"Produk Domestik Bruto (PDB) riil India tercatat tumbuh sebesar 7,2 persen pada 2022-2023, lebih kuat dari perkiraan sebelumnya sebesar 7 persen.


"Produk Domestik Bruto (PDB) riil India tercatat tumbuh sebesar 7,2 persen pada 2022-2023, lebih kuat dari perkiraan sebelumnya sebesar 7 persen. Angka ini melampaui tingkat prapandemi sebesar 10,1 persen. Dengan mempertimbangkan semua faktor, pertumbuhan PDB riil untuk tahun 2023-2024 diproyeksikan sebesar 6,5 persen," ungkapnya

Dengan inflasi tetap terkendali, Komite Kebijakan Moneter bank sentral itu memutuskan untuk mempertahankan Repo Rate, yakni suku bunga yang ditawarkan dalam bentuk pinjaman uang oleh RBI kepada bank-bank lain, sebesar 6,5 persen.

Setiap perubahan dalam Repo Rate memengaruhi pinjaman bank dan angsuran bulanan yang disamakan (equated monthly installments/EMI). RBI menaikkan Repo Rate dengan total 250 basis poin sejak Mei 2022 untuk menjaga inflasi tetap terkendali, sebelum memilih jeda dalam pertemuan sebelumnya pada April lalu.

"Konsolidasi fiskal juga sedang berlangsung. Sistem perbankan India tetap stabil dan tangguh, pertumbuhan kredit kuat dan pasar keuangan domestik berkembang secara teratur," ungkap gubernur RBI.