Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit hingga akhir Desember 2012 mencapai 23,1 persen (yoy), meningkat dari 22,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

Direktur Grup Humas Bank Indonesia Difi A Johansyah di Jakarta, Selasa, mengatakan kredit modal kerja tumbuh cukup tinggi sebesar 23,2 persen (yoy) dan kredit investasi tumbuh stabil pada level yang tinggi sebesar 27,4 persen (yoy), dan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas perekonomian nasional.

"Sementara itu, kredit konsumsi tumbuh sebesar 20,0 persen (yoy). Ke depan, Bank Indonesia meyakini stabilitas sistem keuangan akan tetap terjaga dengan fungsi intermediasi perbankan yang akan meningkat seiring dengan peningkatan kinerja perekonomian nasional," katanya.

Difi menyebutkan, stabilitas sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan tetap terjaga dengan baik, tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas minimum 8 persen dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5 persen.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Selasa ini memutuskan mempertahankan BI Rate pada level 5,75 persen, tingkat yang dinilai masih konsisten dengan tekanan inflasi yang terkendali sesuai dengan sasaran inflasi tahun 2013 dan 2014 sebesar 3,5 - 5 ,5 persen.

Difi mengatakan RDG menilai bahwa perekonomian Indonesia masih menunjukkan kinerja yang kuat, namun tetap mewaspadai masih tingginya tekanan terhadap keseimbangan eksternal sejalan dengan masih kuatnya impor di tengah pelemahan ekonomi global.

"Ke depan, Bank Indonesia akan memperkuat bauran kebijakan untuk mendorong penyesuaian keseimbangan eksternal sehingga defisit transaksi berjalan berada pada tingkat yang sustainable," katanya.

(D012)