Ankara (ANTARA) - Turki berusaha memanfaatkan pendapatan dari sektor industri pariwisata penting musim panas untuk mendukung perekonomiannya yang sedang terpuruk setelah turis asing mulai mendatangi resor-resor liburan Turki yang bermandikan sinar mentari, kata para profesional industri.

Setiap tahun, industri vital yang mempekerjakan 2,6 juta pekerja ini menghasilkan miliaran dolar AS sehingga menjadi penopang yang sangat dibutuhkan bagi perekonomian nasional negeri ini.

Menurut data statistik yang diumumkan akhir Januari, pendapatan pariwisata Turki melonjak menjadi 46,3 miliar dolar AS (Rp689 triliun) pada 2022 atau 50 persen lebih besari dibandingkan 30 miliar dolar AS (Rp446 triliun) pada 2021.

"Di Turki, pariwisata sudah menjadi sektor yang sangat penting bagi perekonomian karena menghasilkan devisa yang sangat dibutuhkan," kata Kaan Sahinalp dari biro perjalanan Jerman TUI cabang Turki kepada Xinhua dalam wawancara baru-baru ini.

"Industri pariwisata sangat penting karena membawa mata uang keras bagi perekonomian secara keseluruhan sehingga membantu mengurangi defisit neraca berjalan yang substansial di negara ini," ungkap dia.

Dia berharap industri ini memenuhi target juta kunjungan turis asing dan pendapatan sebesar 60 miliar dolar AS (Rp893 triliun) pada 2023 seperti sudah dipasang pemerintah.

Sahinalp mengungkapkan bahwa melemahnya mata uang Turki akan membuat negara ini mendapatkan "keuntungan signifikan" dalam soal harga, dibandingkan dengan pesaing-pesaing kawasannya.
Pada Rabu (7/6), nilai mata uang lira Turki merosot lebih dari 7 persen terhadap dolar AS pada 23 lira per 1 dolar AS. Ini adalah penurunan terbesar dalam beberapa tahun. Lira Turki sudah melemah sejak 2018. (Xinhua)


Menurut Institut Statistik Turkiye pada 30 April, pada triwulan pertama 2023, pendapatan sektor pariwisata Turki melonjak 32,3 persen menjadi 8,7 miliar dolar AS (Rp129 triliun).

Pemerintah setempat Turki sangat mengharapkan musim pariwisata yang baik setelah gempa bumi dahsyat pada Februari 2023 lalu merenggut nyawa hampir 51.000 orang, dan menyebabkan banyak hotel di sepanjang pantai Aegea dan Mediterania menampung penyintas yang telantar sampai selama berbulan-bulan.

Jumlah pelancong Rusia kemungkinan turun karena krisis Ukraina dan meningkatnya biaya, ujar Recep Yavuz, Ketua Kelompok Kerja Pariwisata Dewan Kota Antalya.

Pada Mei, kunjungan wisatawan dari Rusia turun dibandingkan tahun sebelumnya, sebagai akibat dari melemahnya daya beli masyarakat karena rubel Rusia terdepresiasi ke rekor terendah, tutur Yavuz kepada Xinhua.

Namun menurut Sahinalp, hal ini hanya sementara dan pelancong Rusia akan segera berbondong-bondong lagi mengunjungi pesisir Mediterania.

Menurut laporan Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia (World Travel and Tourism Council) pada Januari 2023, Produk Domestik Bruto (PDB) pariwisata Turki diperkirakan naik sekitar 5,5 persen dalam basis tahunan dalam 10 tahun ke depan (2022-2032).