Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti bersalaman dengan Luhut usai sidang
8 Juni 2023 18:03 WIB
Tangkapan layar Terdakwa pencemaran nama baik, Haris Azhar saat bersalaman dengan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan usai persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Kamis (8/6/2023). ANTARA/Syaiful Hakim
Jakarta (ANTARA) - Terdakwa pencemaran nama baik, Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti bersalaman dengan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan usai persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Kamis.
Momen itu terungkap ketika Luhut usai menjadi saksi dalam sidang lanjutan Haris Azhar dan Fatia.
Hakim Ketua Cokorda Gede Arthana menyarankan agar Haris-Fatia bersalaman dengan Luhut setelah menjalani sidang pemeriksaan saksi selama hampir lima jam.
"Dari Saudara Haris Azhar, Kalau Saudara merasa mungkin khilaf, apakah Saudara mau menyalami Pak Luhut?" kata Cokorda.
Haris Azhar dan Fatia pun menyambut baik ajakan majelis hakim tersebut dengan bersalaman dengan Luhut.
Baca juga: Aksi saling dorong terjadi lagi saat Luhut keluar dari PN Jaktim
Hakim mengingatkan hal ini bukan berarti proses hukum berhenti. "Tetapi ingat, apa yang disampaikan Saudara tidak akan mengurangi proses hukum ini, nanti ada pertimbangan-pertimbangan," kata Cokorda.
Sidang berlangsung cukup panas lantaran banyak terjadi perdebatan antara Luhut dengan Haris Azhar dan Fatia.
Dalam kesaksiannya, Luhut mengaku tidak mengalami kerugian materiil saat nama baiknya dicemarkan.
"Ya saya terus terang kerugian materill mungkin tidak perlu dihitung, tapi secara moral anak cucu saya, saya dibilang penjahat saya dibilang 'lord', saya bilang apalagi coba," katanya.
"Kalau saya tuduh Anda ada sebagai penjahat atau pencuri pencuri itu kan anda tidak bisa terima juga," kata Luhut di hadapan Majelis Hakim yang dipimpin oleh Cokorda Gede Arthana.
Baca juga: Luhut sebut tak alami kerugian materiil dalam pencemaran nama baiknya
Sebagai orang tua dan mantan perwira TNI, Luhut tidak terima dengan tindakan Haris-Fatia tersebut.
"Jadi Yang Mulia, itu menurut saya sebagai seorang tua, dan sebagai seorang bekas prajurit, prajurit saya di Kopassus sekian lama saya tidak terima perlakuan itu," kata Luhut.
Tak hanya itu, Luhut juga sangat jengkel karena dituduh memiliki bisnis di Papua. Padahal ia tidak memiliki bisnis seperti yang dituduhkan Haris dan Fatia.
"Saya punya anak buah gugur di daerah operasi sudah banyak dan saya dibilang penjahat itu sangat menyakitkan bagi saya," kata Luhut.
Meski merasa sakit hati, namun Luhut mengaku bersedia untuk dimediasi dengan Haris Azhar dan Fatia.
Direktur Lokataru Haris Azhar dan Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti didakwa mencemarkan nama baik Luhut Binsar Pandjaitan oleh jaksa.
Baca juga: Luhut Pandjaitan hadiri sidang Haris Azhar dan Fatia di PN Jaktim
Dakwaan itu dibacakan jaksa dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin (3/4).
Jaksa menyatakan pernyataan Haris dan Fatia dalam sebuah video yang diunggah melalui akun YouTube milik Haris telah mencemarkan nama baik Luhut.
Video tersebut berjudul "Ada lord Luhut di balik relasi ekonomi-ops militer Intan Jaya!! Jenderal BIN juga Ada1!. Hal yang dibahas dalam video itu adalah kajian cepat Koalisi Bersihkan Indonesia dengan judul 'Ekonomi-Politik Penempatan Militer di Papua: Kasus Intan Jaya".
Haris dan Fatia didakwa Pasal 27 ayat 3 juncto Pasal 45 ayat 3 Undang-Undang ITE, Pasal 14 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946, Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946, dan Pasal 310 KUHP tentang Penghinaan.
Sidang akan dilanjutkan pada Senin (12/5) dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi.
Momen itu terungkap ketika Luhut usai menjadi saksi dalam sidang lanjutan Haris Azhar dan Fatia.
Hakim Ketua Cokorda Gede Arthana menyarankan agar Haris-Fatia bersalaman dengan Luhut setelah menjalani sidang pemeriksaan saksi selama hampir lima jam.
"Dari Saudara Haris Azhar, Kalau Saudara merasa mungkin khilaf, apakah Saudara mau menyalami Pak Luhut?" kata Cokorda.
Haris Azhar dan Fatia pun menyambut baik ajakan majelis hakim tersebut dengan bersalaman dengan Luhut.
Baca juga: Aksi saling dorong terjadi lagi saat Luhut keluar dari PN Jaktim
Hakim mengingatkan hal ini bukan berarti proses hukum berhenti. "Tetapi ingat, apa yang disampaikan Saudara tidak akan mengurangi proses hukum ini, nanti ada pertimbangan-pertimbangan," kata Cokorda.
Sidang berlangsung cukup panas lantaran banyak terjadi perdebatan antara Luhut dengan Haris Azhar dan Fatia.
Dalam kesaksiannya, Luhut mengaku tidak mengalami kerugian materiil saat nama baiknya dicemarkan.
"Ya saya terus terang kerugian materill mungkin tidak perlu dihitung, tapi secara moral anak cucu saya, saya dibilang penjahat saya dibilang 'lord', saya bilang apalagi coba," katanya.
"Kalau saya tuduh Anda ada sebagai penjahat atau pencuri pencuri itu kan anda tidak bisa terima juga," kata Luhut di hadapan Majelis Hakim yang dipimpin oleh Cokorda Gede Arthana.
Baca juga: Luhut sebut tak alami kerugian materiil dalam pencemaran nama baiknya
Sebagai orang tua dan mantan perwira TNI, Luhut tidak terima dengan tindakan Haris-Fatia tersebut.
"Jadi Yang Mulia, itu menurut saya sebagai seorang tua, dan sebagai seorang bekas prajurit, prajurit saya di Kopassus sekian lama saya tidak terima perlakuan itu," kata Luhut.
Tak hanya itu, Luhut juga sangat jengkel karena dituduh memiliki bisnis di Papua. Padahal ia tidak memiliki bisnis seperti yang dituduhkan Haris dan Fatia.
"Saya punya anak buah gugur di daerah operasi sudah banyak dan saya dibilang penjahat itu sangat menyakitkan bagi saya," kata Luhut.
Meski merasa sakit hati, namun Luhut mengaku bersedia untuk dimediasi dengan Haris Azhar dan Fatia.
Direktur Lokataru Haris Azhar dan Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti didakwa mencemarkan nama baik Luhut Binsar Pandjaitan oleh jaksa.
Baca juga: Luhut Pandjaitan hadiri sidang Haris Azhar dan Fatia di PN Jaktim
Dakwaan itu dibacakan jaksa dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin (3/4).
Jaksa menyatakan pernyataan Haris dan Fatia dalam sebuah video yang diunggah melalui akun YouTube milik Haris telah mencemarkan nama baik Luhut.
Video tersebut berjudul "Ada lord Luhut di balik relasi ekonomi-ops militer Intan Jaya!! Jenderal BIN juga Ada1!. Hal yang dibahas dalam video itu adalah kajian cepat Koalisi Bersihkan Indonesia dengan judul 'Ekonomi-Politik Penempatan Militer di Papua: Kasus Intan Jaya".
Haris dan Fatia didakwa Pasal 27 ayat 3 juncto Pasal 45 ayat 3 Undang-Undang ITE, Pasal 14 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946, Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946, dan Pasal 310 KUHP tentang Penghinaan.
Sidang akan dilanjutkan pada Senin (12/5) dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023
Tags: