Jakarta (ANTARA) - Psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener mengimbau orang tua mengajak anak terlibat dalam kegiatan sosial, guna menumbuhkan rasa kepedulian mereka terhadap lingkungan sekitar sejak dini.

"Beri contoh yang tepat, ajak anak untuk selalu terlibat dalam kegiatan atau aksi sosial, mendorong anak ikut serta dalam kegiatan volunteer di komunitas, pergi ke panti asuhan dan memberikan kontribusi seperti menyumbangkan barang atau bikin kegiatan bersama untuk anak di sana," kata Samanta yang tergabung dalam Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) itu kepada ANTARA, Kamis.

"Ajak dia selalu terlibat dalam acara kumpul keluarga seperti memilih makanan dan menjamu tamu. Ikutkan kegiatan keagamaan seperti sahur on the road atau buka puasa bersama, memberi perhatian pada orang lain di sekelilingnya, menjenguk orang sakit, dan lain-lain," lanjut dia.

Menurut Samanta, menumbuhkan rasa kepedulian sejak dini pada diri anak sangat penting agar mereka bisa memiliki keterampilan sosial yang baik di berbagai kondisi sosial.

Baca juga: Begini cara tumbuhkan kepedulian anak pada lingkungan sekitar

Tanpa arahan pendidikan karakter tersebut, anak akan menjadi cuek dan memiliki ego yang sangat tinggi. Akibatnya, anak pun akan kesulitan menempatkan diri di kehidupan sosial.

Untuk itu, Samanta mengatakan, penting bagi orang tua untuk memberikan contoh yang baik. Pasalnya, anak tumbuh dan berkembang sesuai arahan orang tua.

Hanya saja, kata dia, kadangkala contoh dari orang tua saja tidak cukup. Sehingga, perlu ada diskusi yang hidup antara orang tua dan anak.

Baca juga: Bermain boneka dapat kembangkan empati dan keterampilan sosial

Orang tua bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif agar anak bisa merefleksikan evaluasi diri mereka dan melihat sejauh mana rasa peduli berkembang di dalam diri mereka.

"Dari diskusi yang hidup ini, anak akan memiliki pandangan dan pemahaman yang lebih baik lagi," ujar Samanta.

Kemudian, karakter anak juga akan semakin kuat dan dapat membedakan antara peduli dengan orang lain dengan menjadi people pleaser atau orang yang selalu merasa tidak enak jika tidak menyenangkan orang lain.

"Saat orang tua fokus di self esteem anak, insya Allah anak meminimalisir kemungkinan memaknai dirinya sebagai people pleaser dan justru merasa berdaya karena memiliki karakter peduli pada orang lain," pungkas Samanta.

Baca juga: Olahraga bantu pengembangan karakter sosial dan keterampilan anak