Jakarta (ANTARA) - Perusahaan analisis tren bisnis WGSN menilai merek lokal masih menjadi prioritas belanja anak muda di Asia Pasifik pascapandemi, termasuk di Indonesia.

"Kini, konsumen Indonesia lebih memilih untuk mendukung brand lokal melalui inisiatif "Support Lokal". Tren hyperlocalism akan membuka peluang bagi merek dalam negeri untuk saling berkolaborasi menciptakan produk yang memiliki nilai warisan budaya," kata Konsultran WGSN Asia Pasifik Annya Suhardi, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.

Annya menilai inisiatif lokal itu juga didukung potensi ekonomi kreator di Asia Pasifik, dengan nilai belanja 1 triliun dolar Amerika Serikat.

Baca juga: Pameran inovasi pangan mahasiswa FTP Unej angkat potensi lokal Jember

"Sudah menjadi hal biasa bagi merek untuk bekerja sama dengan kreator konten guna meningkatkan penjualan dan visibilitas merek, terutama untuk konsumen berusia muda yang menunjukkan preferensi berbelanja produk lokal," kata Annya.

Laporan “Asia: Markets to Watch 2023” dari WGSN menyebutkan bahwa ekonomi kreator akan memainkan peran penting dalam membentuk tren konsumen di Indonesia. Gerakan mendukung produk lokal dan nostalgia bisa menjadi kekuatan merek lokal.

Gerakan itu juga dinilai bisa mendorong industri video game Indonesia, yang memiliki nilai budaya lokal, untuk mencapai potensi maksimalnya.

Baca juga: Disperindag Lampung: 3.000 peserta GTTG akan hadiri Lampung Craft

WGSN menilai Indonesia adalah negara yang memiliki ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan berhasil memulihkan berbagai sektor industri, mulai dari produk konsumen, ritel sampai infrastruktur.

Indonesia juga memiliki penetrasi internet yang tinggi, sebesar 66 persen pada 2022. Komposisi demografi Indonesia menunjukkan 52 persen dari 270 juta penduduk adalah generasi milenial dan Z, yang terbiasa menggunakan teknologi digital.

Baca juga: Pemkab Bogor promosikan produk lokal di Indonesia Maju Expo 2023