Masyarakat Padang gotong royong bangun Dapur Sehat atasi stunting
7 Juni 2023 23:04 WIB
Masyarakat Kelurahan Kampung Lapai, Kecamatan Nanggalo Kota Padang, Sumatera Barat bergotong royong membangun dapur sehat dalam mengatasi gagal tumbuh pada balita akibat gizi buruk atau stunting. (ANTARA/Melani)
Padang (ANTARA) - Masyarakat Kelurahan Kampung Lapai, Kecamatan Nanggalo Kota Padang, Sumatera Barat bergotong royong membangun dapur sehat dalam mengatasi gagal tumbuh pada balita akibat gizi buruk atau stunting di daerah setempat.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Lapai, Soni Afandi di Padang, Rabu mengatakan 13 anak di Kelurahan Kampung Lapai ini mengalami gizi buruk yang mendapatkan bantuan makanan untuk perbaikan gizi.
"Program rumah gizi dapur sehat yang merupakan kolaborasi BKKBN dengan Dinas Kesehatan Padang. Selain itu juga kita resmikan Kampung Berencana di Kampung Lapai," kata dia.
Menurut dia selama 12 hari ke depan anak-anak yang berisiko stunting ini akan diberikan makanan bergizi dari dapur sehat dan tumbuh kembang mereka akan dipantau oleh tim medis dari Puskesmas.
"Bantuan makanan ini berasal dari warga setempat dan juga bantuan dari program bapak asuh stunting," kata dia.
Sementara itu Pejabat Fungsional Ahli Madya Perwakilan BKKBN Sumbar Desra mengatakan masalah gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi atau stunting masih menjadi isu penting nasional, yang harus segera dituntaskan termasuk di Kota Padang, Sumatera Barat.
Ia mengatakan untuk membantu pemerintah menurunkan kasus stunting, warga di Kelurahan Kampung Lapai, Kecamatan Nanggalo membentuk Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) yang anggarannya berasal dari program Bapak Asuh Stunting.
Menurut dia kepedulian masyarakat membantu anak berisiko stunting sangat dibutuhkan untuk mempercepat penurunan kasus stunting di Kota Padang.
Ia mengatakan sebenarnya inilah yang ditunggu-tunggu, uluran tangan dari bapak asuh yang dermawan apakah itu dari masyarakat dana CSR, komunitas atau masyarakat yang beriuran untuk memberi makanan.
"Makanan itu yang akan diolah nanti bersama dapur gizi ini, bisa disalurkan kepada keluarga yang berisiko stunting," kata dia.
Sebelumnya Kepala Perwakilan Badan Kependudukan Nasional Keluarga Berencana (BKKBN) Sumbar, Fatmawati menyebutkan pada 2022 prevalensi stunting di Sumbar naik sekitar 1,9 persen dari 23,03 persen pada 2021 sehingga menjadi 25,2 persen 2022.
Kenaikan itu terjadi di tujuh kabupaten dan kota di Sumbar yakni, Pasaman 11 persen, Agam lima persen, Padang 0,4 persen, Dharmasraya, Solok Selatan, Pesisir Selatan dan Mentawai namun ada kabupaten dan kota yang turun angka stunting seperti di Kota Sawahlunto di angka 13 persen dan lainnya.
"Stunting yang naik betul-betul kita kawal pada tahun ini sehingga angka stunting bakal turun sesuai target yang telah ditetapkan," katanya.
Baca juga: Semen Padang lanjutkan BAAS dukung wujudkan generasi emas 2045
Baca juga: BKKBN: Penanganan stunting masih terbentur ego sektoral
Baca juga: BKKBN Sumbar galakkan bapak asuh cegah stunting pada anak berisiko
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Lapai, Soni Afandi di Padang, Rabu mengatakan 13 anak di Kelurahan Kampung Lapai ini mengalami gizi buruk yang mendapatkan bantuan makanan untuk perbaikan gizi.
"Program rumah gizi dapur sehat yang merupakan kolaborasi BKKBN dengan Dinas Kesehatan Padang. Selain itu juga kita resmikan Kampung Berencana di Kampung Lapai," kata dia.
Menurut dia selama 12 hari ke depan anak-anak yang berisiko stunting ini akan diberikan makanan bergizi dari dapur sehat dan tumbuh kembang mereka akan dipantau oleh tim medis dari Puskesmas.
"Bantuan makanan ini berasal dari warga setempat dan juga bantuan dari program bapak asuh stunting," kata dia.
Sementara itu Pejabat Fungsional Ahli Madya Perwakilan BKKBN Sumbar Desra mengatakan masalah gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi atau stunting masih menjadi isu penting nasional, yang harus segera dituntaskan termasuk di Kota Padang, Sumatera Barat.
Ia mengatakan untuk membantu pemerintah menurunkan kasus stunting, warga di Kelurahan Kampung Lapai, Kecamatan Nanggalo membentuk Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) yang anggarannya berasal dari program Bapak Asuh Stunting.
Menurut dia kepedulian masyarakat membantu anak berisiko stunting sangat dibutuhkan untuk mempercepat penurunan kasus stunting di Kota Padang.
Ia mengatakan sebenarnya inilah yang ditunggu-tunggu, uluran tangan dari bapak asuh yang dermawan apakah itu dari masyarakat dana CSR, komunitas atau masyarakat yang beriuran untuk memberi makanan.
"Makanan itu yang akan diolah nanti bersama dapur gizi ini, bisa disalurkan kepada keluarga yang berisiko stunting," kata dia.
Sebelumnya Kepala Perwakilan Badan Kependudukan Nasional Keluarga Berencana (BKKBN) Sumbar, Fatmawati menyebutkan pada 2022 prevalensi stunting di Sumbar naik sekitar 1,9 persen dari 23,03 persen pada 2021 sehingga menjadi 25,2 persen 2022.
Kenaikan itu terjadi di tujuh kabupaten dan kota di Sumbar yakni, Pasaman 11 persen, Agam lima persen, Padang 0,4 persen, Dharmasraya, Solok Selatan, Pesisir Selatan dan Mentawai namun ada kabupaten dan kota yang turun angka stunting seperti di Kota Sawahlunto di angka 13 persen dan lainnya.
"Stunting yang naik betul-betul kita kawal pada tahun ini sehingga angka stunting bakal turun sesuai target yang telah ditetapkan," katanya.
Baca juga: Semen Padang lanjutkan BAAS dukung wujudkan generasi emas 2045
Baca juga: BKKBN: Penanganan stunting masih terbentur ego sektoral
Baca juga: BKKBN Sumbar galakkan bapak asuh cegah stunting pada anak berisiko
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023
Tags: