Bunda PAUD deklarasikan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan
7 Juni 2023 16:10 WIB
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim (ketiga kanan) bersama Bunda PAUD se-Indonesia mendeklarasikan Gerakan Transisi PAUD ke Sekolah Dasar (SD) yang Menyenangkan di Jakarta, Rabu (7/6/2023). ANTARA/Andi Firdaus.
Jakarta (ANTARA) - Praktisi pendidikan yang tergabung dalam Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Indonesia mendeklarasikan dukungan kepada Gerakan Transisi PAUD ke Sekolah Dasar (SD) yang Menyenangkan.
"Gerakan ini sebagai upaya dalam menjaga keselarasan pendidikan anak dari PAUD ke SD/Madrasah Ibtidaiyah (MI) sehingga proses peralihan dapat berjalan lancar dan baik," kata Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam pidato sambutan Deklarasi Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan di Jakarta, Rabu.
Bunda PAUD merupakan gelar bagi sosok mitra utama, tokoh sentral, figur ibu dalam gerakan nasional PAUD berkualitas dengan layanan holistik integratif di setiap jenjang pemerintahan.
Deklarasi itu melibatkan hampir 500 peserta dari kalangan Bunda PAUD perwakilan kota/kabupaten serta Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM).
Baca juga: Kemendikbudristek gagas Gerakan Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan
Baca juga: BAN PAUD dan PNF lakukan akreditasi terhadap 122.509 satuan pendidikan
Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan merupakan Episode ke-24 Merdeka Belajar yang telah diluncurkan pada Maret 2023.
Iriana mengatakan usia dini merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang peserta didik dan membangun fondasi pengetahuan, keterampilan, serta karakter yang dibutuhkan sebagai bekal kehidupan.
Ibu Negara menyampaikan gerakan itu juga bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak usia dini yang tidak berkesempatan mengikuti PAUD memiliki hak yang sama untuk dibina dan mendapatkan kemampuan dasar keterampilan dan kematangan yang holistik.
“Mari bersama kita sukseskan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan. Semoga gerakan ini dapat terus berlanjut dan menciptakan suasana belajar yang positif dan membekas sebagai kenangan indah bagi anak-anak kita,” kata Ibu Negara.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan merupakan cerminan dari semangat utama Merdeka Belajar yang dijunjung bersama, yaitu gotong royong dalam mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada peserta didik.
Mendikbudristek mengajak seluruh peserta untuk melakukan tiga hal yang mendorong perubahan paradigma umum tentang pendidikan anak usia dini guna memastikan terjaminnya hak anak-anak.
“Pertama, kita perlu menyadarkan seluruh pihak bahwa periode usia dini tidak berhenti sampai PAUD, tetapi peserta didik SD kelas awal juga masih masuk kategori usia dini,” ujarnya.
Dijelaskan Nadiem proses pembelajaran di PAUD dan SD kelas awal harus serupa dan berkesinambungan. Selain itu, suasana belajar di kelas awal harus sama menyenangkannya dengan saat di PAUD, dan kurikulum selaras.
“Hal ini akan membantu peserta didik untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru dan menumbuhkan rasa cinta terhadap proses belajar,” katanya.
Selanjutnya, Mendikbudristek mengajak para peserta untuk mendorong satuan pendidikan agar menerapkan pembelajaran yang membangun kemampuan fondasi peserta didik secara holistik, tidak hanya baca, tulis, dan berhitung (calistung) tetapi juga kematangan emosional, kemampuan berkomunikasi, budi pekerti, dan lainnya.
“Kita harus berhenti memaknai calistung sebagai satu-satunya bukti keberhasilan belajar di PAUD dan syarat penerimaan peserta didik di SD/MI,” ujarnya.
Ketiga, Mendikbudristek mengajak seluruh peserta untuk meluruskan miskonsepsi bahwa keterampilan calistung tidak boleh dibangun di PAUD tanpa kemampuan literasi dan numerasi agar peserta didik tidak hanya menghafal huruf dan angka saja, tapi juga mampu memahami dan mengolah informasi secara kritis.
“Kemampuan literasi dan numerasi harus dibangun dalam cara bertahap dan dengan pendekatan yang menyenangkan,” katanya.
Untuk mengubah paradigma dan miskonsepsi yang sudah lama dipercaya oleh masyarakat luas, dibutuhkan usaha yang keras dan keterlibatan banyak pihak seperti pemerintah daerah (Pemda), satuan pendidikan, Bunda PAUD, serta organisasi mitra, dan yayasan penyelenggara pendidikan.
Beberapa praktik baik yang telah dilakukan dari kolaborasi tersebut adalah dengan membentuk kelompok belajar untuk membantu guru mengubah proses belajar di satuan pendidikan, melakukan pertukaran guru PAUD dan SD untuk saling berbagi pengalaman dan praktik baik, dan menyebarkan booklet advokasi untuk mengundang lebih banyak masyarakat yang mengikuti gerakan ini.
Dengan pernyataan komitmen bersama yang telah dicanangkan, Mendikbudristek berharap akan menjadi pengikat kolaborasi semua pihak dalam mewujudkan transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.*
Baca juga: BAN PAUD dan PNF: Transformasi akreditasi untuk pendidikan berkualitas
Baca juga: Kemendikbud: Hasil akreditasi jadi upaya refleksi satuan pendidikan
"Gerakan ini sebagai upaya dalam menjaga keselarasan pendidikan anak dari PAUD ke SD/Madrasah Ibtidaiyah (MI) sehingga proses peralihan dapat berjalan lancar dan baik," kata Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam pidato sambutan Deklarasi Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan di Jakarta, Rabu.
Bunda PAUD merupakan gelar bagi sosok mitra utama, tokoh sentral, figur ibu dalam gerakan nasional PAUD berkualitas dengan layanan holistik integratif di setiap jenjang pemerintahan.
Deklarasi itu melibatkan hampir 500 peserta dari kalangan Bunda PAUD perwakilan kota/kabupaten serta Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM).
Baca juga: Kemendikbudristek gagas Gerakan Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan
Baca juga: BAN PAUD dan PNF lakukan akreditasi terhadap 122.509 satuan pendidikan
Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan merupakan Episode ke-24 Merdeka Belajar yang telah diluncurkan pada Maret 2023.
Iriana mengatakan usia dini merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang peserta didik dan membangun fondasi pengetahuan, keterampilan, serta karakter yang dibutuhkan sebagai bekal kehidupan.
Ibu Negara menyampaikan gerakan itu juga bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak usia dini yang tidak berkesempatan mengikuti PAUD memiliki hak yang sama untuk dibina dan mendapatkan kemampuan dasar keterampilan dan kematangan yang holistik.
“Mari bersama kita sukseskan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan. Semoga gerakan ini dapat terus berlanjut dan menciptakan suasana belajar yang positif dan membekas sebagai kenangan indah bagi anak-anak kita,” kata Ibu Negara.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan merupakan cerminan dari semangat utama Merdeka Belajar yang dijunjung bersama, yaitu gotong royong dalam mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada peserta didik.
Mendikbudristek mengajak seluruh peserta untuk melakukan tiga hal yang mendorong perubahan paradigma umum tentang pendidikan anak usia dini guna memastikan terjaminnya hak anak-anak.
“Pertama, kita perlu menyadarkan seluruh pihak bahwa periode usia dini tidak berhenti sampai PAUD, tetapi peserta didik SD kelas awal juga masih masuk kategori usia dini,” ujarnya.
Dijelaskan Nadiem proses pembelajaran di PAUD dan SD kelas awal harus serupa dan berkesinambungan. Selain itu, suasana belajar di kelas awal harus sama menyenangkannya dengan saat di PAUD, dan kurikulum selaras.
“Hal ini akan membantu peserta didik untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru dan menumbuhkan rasa cinta terhadap proses belajar,” katanya.
Selanjutnya, Mendikbudristek mengajak para peserta untuk mendorong satuan pendidikan agar menerapkan pembelajaran yang membangun kemampuan fondasi peserta didik secara holistik, tidak hanya baca, tulis, dan berhitung (calistung) tetapi juga kematangan emosional, kemampuan berkomunikasi, budi pekerti, dan lainnya.
“Kita harus berhenti memaknai calistung sebagai satu-satunya bukti keberhasilan belajar di PAUD dan syarat penerimaan peserta didik di SD/MI,” ujarnya.
Ketiga, Mendikbudristek mengajak seluruh peserta untuk meluruskan miskonsepsi bahwa keterampilan calistung tidak boleh dibangun di PAUD tanpa kemampuan literasi dan numerasi agar peserta didik tidak hanya menghafal huruf dan angka saja, tapi juga mampu memahami dan mengolah informasi secara kritis.
“Kemampuan literasi dan numerasi harus dibangun dalam cara bertahap dan dengan pendekatan yang menyenangkan,” katanya.
Untuk mengubah paradigma dan miskonsepsi yang sudah lama dipercaya oleh masyarakat luas, dibutuhkan usaha yang keras dan keterlibatan banyak pihak seperti pemerintah daerah (Pemda), satuan pendidikan, Bunda PAUD, serta organisasi mitra, dan yayasan penyelenggara pendidikan.
Beberapa praktik baik yang telah dilakukan dari kolaborasi tersebut adalah dengan membentuk kelompok belajar untuk membantu guru mengubah proses belajar di satuan pendidikan, melakukan pertukaran guru PAUD dan SD untuk saling berbagi pengalaman dan praktik baik, dan menyebarkan booklet advokasi untuk mengundang lebih banyak masyarakat yang mengikuti gerakan ini.
Dengan pernyataan komitmen bersama yang telah dicanangkan, Mendikbudristek berharap akan menjadi pengikat kolaborasi semua pihak dalam mewujudkan transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.*
Baca juga: BAN PAUD dan PNF: Transformasi akreditasi untuk pendidikan berkualitas
Baca juga: Kemendikbud: Hasil akreditasi jadi upaya refleksi satuan pendidikan
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023
Tags: