Peneliti: Penggunaan pupuk organik bisa pulihkan lahan pertanian
7 Juni 2023 13:48 WIB
Arsip Foto - Petani menggunakan pupuk padi organik berbahan limbah daun-daunan di Lawan Tani Griya Upatondi, Desa Napa, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, Rabu (1/2/2023). (ANTARA/Yudi)
Jakarta (ANTARA) - Peneliti ahli utama dari Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Agus Kardinan mengemukakan bahwa pupuk organik bisa digunakan untuk memulihkan lahan pertanian yang kandungan bahan organiknya menurun.
Dalam acara diskusi mengenai sistem pertanian organik di Jakarta, Rabu, dia menyampaikan bahwa penggunaan pupuk sintetis secara berlebihan dalam durasi lama telah menyebabkan banyak lahan pertanian mengalami degradasi kualitas, terutama di Pulau Jawa.
Menurut Agus, sekitar 60 persen area pertanian lahan kering di Jawa tanahnya memiliki kandungan bahan organik kurang dari satu persen.
Padahal, sayuran memerlukan tanah dengan kandungan bahan organik lebih dari dua persen untuk tumbuh baik.
Agus mengatakan bahwa secara keseluruhan sekitar 65 persen lahan pertanian di Indonesia memiliki kandungan bahan organik di bawah dua persen.
Di Indonesia, ia melanjutkan, hanya sekitar 29 persen lahan pertanian yang punya kandungan bahan organik dua sampai tiga persen dan hanya enam persen lahan pertanian yang mengandung bahan organik di atas tiga persen.
Penurunan kandungan bahan organik di lahan pertanian di Indonesia dipengaruhi oleh penggunaan pupuk sintetis.
Menurut data Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), sepanjang tahun 2017 sampai 2022 penggunaan pupuk di Indonesia berkisar 10 sampai 11 juta ton per tahun, yang didominasi oleh pupuk urea, SP-36, ZA, dan NPK. Penggunaan pupuk organik hanya sekitar lima persen keseluruhan penggunaan pupuk.
Agus mengemukakan, penggunaan pupuk sintetis dapat menyebabkan penurunan kandungan mikroorganisme tanah, membuat tanah menjadi keras dan rusak.
"Pupuk sintetis hanya memberi nutrisi kepada tanaman, bukan kepada tanah. Sedangkan, pupuk organik memberikan nutrisi kepada tanah," katanya.
Pemulihan tanah yang kandungan bahan organiknya rendah perlu dilakukan karena tanaman butuh tanah yang subur dan kaya kandungan bahan organik untuk tumbuh dengan baik.
"Oleh karena itu, penggunaan pupuk organik harus dilakukan untuk menyuburkan kembali lahan pertanian," kata Agus.
Agus mengungkapkan bahwa sebenarnya banyak pengusaha yang ingin mengembangkan produk pupuk organik, tetapi mereka belum punya formula yang bagus.
"Ini menjadi tantangan buat kami peneliti untuk menciptakan formula yang bagus berupa pupuk organik, pupuk hayati, atau pembenahan tanah," katanya.
Saat memimpin rapat terbatas bersama para menteri di Jakarta pada 27 April 2023, Presiden Joko Widodo mengemukakan perlunya pengurangan ketergantungan terhadap pupuk kimia dengan meningkatkan penggunaan pupuk organik dalam kegiatan pertanian.
Baca juga:
Presiden dorong petani gunakan pupuk organik lokal
Presiden perintahkan supaya pupuk organik kembali disubsidi
Dalam acara diskusi mengenai sistem pertanian organik di Jakarta, Rabu, dia menyampaikan bahwa penggunaan pupuk sintetis secara berlebihan dalam durasi lama telah menyebabkan banyak lahan pertanian mengalami degradasi kualitas, terutama di Pulau Jawa.
Menurut Agus, sekitar 60 persen area pertanian lahan kering di Jawa tanahnya memiliki kandungan bahan organik kurang dari satu persen.
Padahal, sayuran memerlukan tanah dengan kandungan bahan organik lebih dari dua persen untuk tumbuh baik.
Agus mengatakan bahwa secara keseluruhan sekitar 65 persen lahan pertanian di Indonesia memiliki kandungan bahan organik di bawah dua persen.
Di Indonesia, ia melanjutkan, hanya sekitar 29 persen lahan pertanian yang punya kandungan bahan organik dua sampai tiga persen dan hanya enam persen lahan pertanian yang mengandung bahan organik di atas tiga persen.
Penurunan kandungan bahan organik di lahan pertanian di Indonesia dipengaruhi oleh penggunaan pupuk sintetis.
Menurut data Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), sepanjang tahun 2017 sampai 2022 penggunaan pupuk di Indonesia berkisar 10 sampai 11 juta ton per tahun, yang didominasi oleh pupuk urea, SP-36, ZA, dan NPK. Penggunaan pupuk organik hanya sekitar lima persen keseluruhan penggunaan pupuk.
Agus mengemukakan, penggunaan pupuk sintetis dapat menyebabkan penurunan kandungan mikroorganisme tanah, membuat tanah menjadi keras dan rusak.
"Pupuk sintetis hanya memberi nutrisi kepada tanaman, bukan kepada tanah. Sedangkan, pupuk organik memberikan nutrisi kepada tanah," katanya.
Pemulihan tanah yang kandungan bahan organiknya rendah perlu dilakukan karena tanaman butuh tanah yang subur dan kaya kandungan bahan organik untuk tumbuh dengan baik.
"Oleh karena itu, penggunaan pupuk organik harus dilakukan untuk menyuburkan kembali lahan pertanian," kata Agus.
Agus mengungkapkan bahwa sebenarnya banyak pengusaha yang ingin mengembangkan produk pupuk organik, tetapi mereka belum punya formula yang bagus.
"Ini menjadi tantangan buat kami peneliti untuk menciptakan formula yang bagus berupa pupuk organik, pupuk hayati, atau pembenahan tanah," katanya.
Saat memimpin rapat terbatas bersama para menteri di Jakarta pada 27 April 2023, Presiden Joko Widodo mengemukakan perlunya pengurangan ketergantungan terhadap pupuk kimia dengan meningkatkan penggunaan pupuk organik dalam kegiatan pertanian.
Baca juga:
Presiden dorong petani gunakan pupuk organik lokal
Presiden perintahkan supaya pupuk organik kembali disubsidi
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023
Tags: