Selain itu, Menag Yaqut juga menyampaikan alasan keterlambatan dari maskapai penerbangan Saudia Airlines, yakni pesawat yang belum siap dan tidak sesuai dengan kontrak.
Baca juga: Kemenag protes soal keterlambatan penerbangan Saudia Airlines
Baca juga: Pemerintah terus evaluasi pelaksanaan ibadah haji
"Perubahan konfigurasi atau kapasitas pesawat yang diubah, menyebabkan akan ada jamaah yang tertinggal dan terpaksa harus ikut kloter yang selanjutnya, ini tentu akan mengubah akomodasi juga, untuk itu perlu diperhatikan dengan baik," kata Muhadjir.
Muhadjir juga menyatakan, sebagai bahan evaluasi maka akan lebih ditingkatkan lagi kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Saudi Arabia (Government to Government) di semua sektor, terutama sektor pemondokan (tempat tinggal), kesehatan, dan sektor perhubungan utamanya transportasi udara.
Selain transportasi, Menag Yaqut juga menyampaikan beberapa pelayanan jamaah haji yang sudah disiapkan selama masa ibadah haji, utamanya kepada para lansia.
Baca juga: Semangat Sumiah, haru Nuraini dan kepuasan pelayanan ibadah haji
Baca juga: Kemenkes: KKHI lengkapi kebutuhan layanan kesehatan jamaah haji
"Berdasarkan pantauan pak Menko saat di Madinah, di sana itu liftnya kan memang cenderung kecil-kecil, dan jamaah yang menggunakan antreannya lama bisa sampai 30-120 menit, maka nanti kita coba atur dan koordinasikan dengan pihak Saudi, bagaimana agar liftnya tidak ngantre," tuturnya.
Baca juga: Menko PMK minta psikolog dan psikiater karena ada jamaah demensia
Baca juga: Kemenkes sediakan tombol darurat untuk bantu jamaah haji yang sakit
Baca juga: Wapres apresiasi fasilitas yang diberikan Arab Saudi bagi jamaah haji