Pengamat: Erick Thohir tunjukkan cara elegan bantu Palestina
6 Juni 2023 20:24 WIB
Ketua Umum PSSI Erick Thohir (tengah) didampingi pengurus PSSI lainnya memberikan keterangan pers saat meninjau Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya, Jawa Timur,Selasa (6/6/2023). Peninjauan tersebut guna memastikan kesiapan stadion jelang pertandingan antara Timnas Indonesia lawan Palestina. ANTARA FOTO/Moch Asim/hp.
Jakarta (ANTARA) - Pengamat sepak bola nasional Sigit Nugroho menyatakan Ketua Umum PSSI Erick Thohir menunjukkan cara elegan dalam membantu perjuangan Palestina.
“Keputusan PSSI menyumbangkan 10 persen hasil penjualan tiket untuk Palestina, akan dimaknai sangat positif oleh mayoritas orang Indonesia, apalagi Palestina. Ini bisa jadi ungkapan kepedulian terhadap bangsa yang sedang terjajah,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Dia pun mengapresiasi kebijakan Erick yang ingin menyumbangkan 10 persen hasil penjualan tiket FIFA Matchday antara Indonesia Vs Palestina. yang akan dilaksanakan di Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur pada 14 Juni 2023.
Kata dia, sikap PSSI dalam mendukung perjuangan Palestina sejalan dengan konstitusi negara, tetapi dikemas secara apik yakni dengan menggalang aksi solidaritas melalui sepak bola. Hal itu, kata Sigit, sama persis dengan apa yang dilakukan Irlandia dalam membantu Palestina
“Indonesia dan Irlandia saat baru merdeka, pernah dibantu Palestina secara finansial. Mayoritas orang Irlandia padahal beragama Katolik. Artinya, solidaritas mulia ini lintas agama,” katanya menegaskan.
Selain itu, keberpihakan PSSI kepada Palestina bisa diartikan sebagai aksi solidaritas kemanusiaan dari insan sepak bola Indonesia. Sehingga, tidak ada tendensi politik yang melatarbelakangi bantuan tersebut.
"PSSI peduli terhadap kekurangan sandang dan pangan di Palestina, sebagaimana PBB dan WHO kerap memiliki kepedulian yang sama,” ungkapnya.
Dia meyakini PSSI melalui Erick Thohir mampu membangun narasi positif, sebagai bagian dalam diplomasi politik dan sepak bola.
Senada dengan Sigit, pengamat sepak bola lainnya Bayu Aji mengatakan, sumbangan 10 persen penjualan tiket laga FIFA Matchday harus dimaknai sebagai sumbangsih kemanusiaan, karena kemanusiaan di atas segalanya dalam kaitannya dengan sepak bola.
“Sepak bola memang syarat dengan nilai, baik nilai olahraga sportifitas, nilai bisnis ekonomi, lifestyle sampai dengan politik kebangsaan,” jelasnya.
Buat Bayu Aji, sepak bola tak semata-mata soal olahraga, tetapi juga sebagai satu alat untuk persatuan, menyampaikan berbagai gagasan dan sikap, termasuk keberpihakan pada nilai-nilai kemanusiaan yang sedang ditunjukkan oleh Erick Thohir dan PSSI.
Baca juga: BSI mendukung penuh FIFA Match Day Indonesia vs Palestina
Baca juga: Ketum PSSI pantau kesiapan GBT Jelang laga Indonesia lawan Palestina
Baca juga: PSSI umumkan harga tiket Indonesia lawan Palestina di Stadion GBT
“Keputusan PSSI menyumbangkan 10 persen hasil penjualan tiket untuk Palestina, akan dimaknai sangat positif oleh mayoritas orang Indonesia, apalagi Palestina. Ini bisa jadi ungkapan kepedulian terhadap bangsa yang sedang terjajah,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Dia pun mengapresiasi kebijakan Erick yang ingin menyumbangkan 10 persen hasil penjualan tiket FIFA Matchday antara Indonesia Vs Palestina. yang akan dilaksanakan di Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur pada 14 Juni 2023.
Kata dia, sikap PSSI dalam mendukung perjuangan Palestina sejalan dengan konstitusi negara, tetapi dikemas secara apik yakni dengan menggalang aksi solidaritas melalui sepak bola. Hal itu, kata Sigit, sama persis dengan apa yang dilakukan Irlandia dalam membantu Palestina
“Indonesia dan Irlandia saat baru merdeka, pernah dibantu Palestina secara finansial. Mayoritas orang Irlandia padahal beragama Katolik. Artinya, solidaritas mulia ini lintas agama,” katanya menegaskan.
Selain itu, keberpihakan PSSI kepada Palestina bisa diartikan sebagai aksi solidaritas kemanusiaan dari insan sepak bola Indonesia. Sehingga, tidak ada tendensi politik yang melatarbelakangi bantuan tersebut.
"PSSI peduli terhadap kekurangan sandang dan pangan di Palestina, sebagaimana PBB dan WHO kerap memiliki kepedulian yang sama,” ungkapnya.
Dia meyakini PSSI melalui Erick Thohir mampu membangun narasi positif, sebagai bagian dalam diplomasi politik dan sepak bola.
Senada dengan Sigit, pengamat sepak bola lainnya Bayu Aji mengatakan, sumbangan 10 persen penjualan tiket laga FIFA Matchday harus dimaknai sebagai sumbangsih kemanusiaan, karena kemanusiaan di atas segalanya dalam kaitannya dengan sepak bola.
“Sepak bola memang syarat dengan nilai, baik nilai olahraga sportifitas, nilai bisnis ekonomi, lifestyle sampai dengan politik kebangsaan,” jelasnya.
Buat Bayu Aji, sepak bola tak semata-mata soal olahraga, tetapi juga sebagai satu alat untuk persatuan, menyampaikan berbagai gagasan dan sikap, termasuk keberpihakan pada nilai-nilai kemanusiaan yang sedang ditunjukkan oleh Erick Thohir dan PSSI.
Baca juga: BSI mendukung penuh FIFA Match Day Indonesia vs Palestina
Baca juga: Ketum PSSI pantau kesiapan GBT Jelang laga Indonesia lawan Palestina
Baca juga: PSSI umumkan harga tiket Indonesia lawan Palestina di Stadion GBT
Pewarta: Fauzi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023
Tags: