BMKG: Jumlah titik panas di Kaltim menurun, hanya delapan lokasi
6 Juni 2023 19:25 WIB
Ilustrasi- Petugas Pusdalops BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara memadamkan api (tahun 2021) setelah menerima informasi titik panas dari BMKG Balikpapan. (Antara / HO Pusdalops Kabupaten PPU)
Balikpapan (ANTARA) - Jumlah titik panas di Kalimantan Timur (Kaltim) hasil deteksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan pada Selasa ini turun menjadi hanya delapan lokasi, sedangkan dua hari sebelumnya sebanyak 25 lokasi.
"Sebanyak delapan titik panas tersebut hasil pemantauan sepanjang Senin (5/6) mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Selasa.
Ia mengimbau kepada semua pihak terkait dan lapisan masyarakat Kaltim untuk selalu waspada agar tidak terjadi penambahan titik panas lagi, seperti tidak membakar puntung rokok sembarangan di lahan maupun di hutan yang kering.
Apalagi, lanjutnya, Kaltim saat ini mendekati musim kemarau, sehingga akan banyak ranting dan daun kering yang mudah terbakar. Kemudian petani dan pekebun juga diimbau tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan.
Menurut Diyan, titik panas merupakan indikator kebakaran hutan atau lahan yang terdeteksi dari suatu lokasi yang memiliki suhu relatif tinggi dibandingkan suhu di sekitarnya.
Baca juga: BMKG deteksi 25 titik panas di Kaltim
Ia melanjutkan sebaran delapan titik panas yang terpantau kemarin sudah diinformasikan ke pihak terkait, termasuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat agar mendapat tindakan lebih lanjut.
Sedangkan dua hari sebelumnya, Minggu (4/6), sebaran 25 titik panas itu tersebar di dua kabupaten yakni di Kabupaten Kutai Timur terdapat 20 titik dan Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat lima titik panas.
Sementara untuk delapan titik panas yang terpantau kemarin, merupakan titik panas baru yang muncul di lokasi berbeda dengan titik koordinat yang berbeda pula dari sebelumnya.
Delapan titik panas itu tersebar di empat kabupaten yakni di Kabupaten Kutai Barat (1) di Kecamatan Bongan, Kabupaten Berau (1) di Kecamatan Sambaliung, dan Kutai Timur (6) di kecamatan Bengalon dan Kaubun.
Baca juga: BMKG temukan 14 titik panas di Kaltim
"Sebanyak delapan titik panas tersebut hasil pemantauan sepanjang Senin (5/6) mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Selasa.
Ia mengimbau kepada semua pihak terkait dan lapisan masyarakat Kaltim untuk selalu waspada agar tidak terjadi penambahan titik panas lagi, seperti tidak membakar puntung rokok sembarangan di lahan maupun di hutan yang kering.
Apalagi, lanjutnya, Kaltim saat ini mendekati musim kemarau, sehingga akan banyak ranting dan daun kering yang mudah terbakar. Kemudian petani dan pekebun juga diimbau tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan.
Menurut Diyan, titik panas merupakan indikator kebakaran hutan atau lahan yang terdeteksi dari suatu lokasi yang memiliki suhu relatif tinggi dibandingkan suhu di sekitarnya.
Baca juga: BMKG deteksi 25 titik panas di Kaltim
Ia melanjutkan sebaran delapan titik panas yang terpantau kemarin sudah diinformasikan ke pihak terkait, termasuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat agar mendapat tindakan lebih lanjut.
Sedangkan dua hari sebelumnya, Minggu (4/6), sebaran 25 titik panas itu tersebar di dua kabupaten yakni di Kabupaten Kutai Timur terdapat 20 titik dan Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat lima titik panas.
Sementara untuk delapan titik panas yang terpantau kemarin, merupakan titik panas baru yang muncul di lokasi berbeda dengan titik koordinat yang berbeda pula dari sebelumnya.
Delapan titik panas itu tersebar di empat kabupaten yakni di Kabupaten Kutai Barat (1) di Kecamatan Bongan, Kabupaten Berau (1) di Kecamatan Sambaliung, dan Kutai Timur (6) di kecamatan Bengalon dan Kaubun.
Baca juga: BMKG temukan 14 titik panas di Kaltim
Pewarta: M.Ghofar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023
Tags: