Sepinggan diusulkan jadi Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman
9 Februari 2013 06:12 WIB
Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek pembangunan terminal baru Bandara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (29/1). Terminal berlantai dua itu menelan biaya Rp1,6 triliun yang diproyeksikan mampu melayani hingga 10 juta penumpang per tahun dan direncanakan selesai pada 2014. (ANTARA/Dhoni Setiawan)
Samarinda (ANTARA News) - Wakil Ketua DPRD Kaltim H Aji Sofyan Alex mengatakan DPRD Kaltim segera menggelar rapat pimpinan guna membahas usulan penggantian nama Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan menjadi Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman.
Menurut Sofian Alex di Samarinda, Jumat (8/2), agenda rapat merupakan tindak lanjut surat atas nama Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dan Gubernur Kaltim tentang permintaan persetujuan Dewan terhadap penggantian nama bandara Sepinggan.
"Rapat pimpinan Insya Allah digelar 11 Februari 2013 mendatang. Hasilnya kemudian dibawa ke rapat paripurna untuk mendapatkan persetujuan dari seluruh anggota DPRD Kaltim. Pada prinsipnya Dewan melihat nilai manfaat dari usulan penggantian nama tersebut," kata Sofyan Alex.
Sofian menuturkan mekanismenya, Gubernur Kaltim mengajukan permintaan penggantian nama Bandara Sepinggan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Kemudian disusul surat rekomendasi dari Dewan sebagai representasi persetujuan masyarakat Kaltim.
Secara pribadi Politisi asal PDIP itu menyatakan dukungannya terhadap usulan penggantian nama itu, terlebih mengambil nama tokoh bersejarah dalam masyarakat Kaltim di masa lalu.
Pengambilan nama Raja Kutai Kartanegara ke-18 itu dinilai memiliki filosofi dan semangat yang tinggi tidak hanya bagi Balikpapan akan tetapi Kaltim secara umum.
Pasalnya, lanjut Sofyan Alex, mengingat di masa pemerintahannya sultan yang lebih dikenal dengan gelar Sri Paduka Sultan Aji Muhammad Sulaiman al-Adil Khalifatul-Mu`minin bin Aji Muhammad Salehuddin itu, Kutai Kartanegara Ing Martadipura pernah mencapai masa keemasan, dikenal tidak hanya di Nusantara melainkan hingga negara-negara besar kala itu.
"Filosofi masa keemasan itulah diharapkan dapat terulang sehingga keadilan dan kesejahteraan masyarakat Kaltim secara keseluruhan bisa tercapai, di samping para generasi penerus bisa lebih mengenal dan memperdalam sejarah bangsanya sendiri," kata Sofyan Alex. (RMT/A041)
Menurut Sofian Alex di Samarinda, Jumat (8/2), agenda rapat merupakan tindak lanjut surat atas nama Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dan Gubernur Kaltim tentang permintaan persetujuan Dewan terhadap penggantian nama bandara Sepinggan.
"Rapat pimpinan Insya Allah digelar 11 Februari 2013 mendatang. Hasilnya kemudian dibawa ke rapat paripurna untuk mendapatkan persetujuan dari seluruh anggota DPRD Kaltim. Pada prinsipnya Dewan melihat nilai manfaat dari usulan penggantian nama tersebut," kata Sofyan Alex.
Sofian menuturkan mekanismenya, Gubernur Kaltim mengajukan permintaan penggantian nama Bandara Sepinggan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Kemudian disusul surat rekomendasi dari Dewan sebagai representasi persetujuan masyarakat Kaltim.
Secara pribadi Politisi asal PDIP itu menyatakan dukungannya terhadap usulan penggantian nama itu, terlebih mengambil nama tokoh bersejarah dalam masyarakat Kaltim di masa lalu.
Pengambilan nama Raja Kutai Kartanegara ke-18 itu dinilai memiliki filosofi dan semangat yang tinggi tidak hanya bagi Balikpapan akan tetapi Kaltim secara umum.
Pasalnya, lanjut Sofyan Alex, mengingat di masa pemerintahannya sultan yang lebih dikenal dengan gelar Sri Paduka Sultan Aji Muhammad Sulaiman al-Adil Khalifatul-Mu`minin bin Aji Muhammad Salehuddin itu, Kutai Kartanegara Ing Martadipura pernah mencapai masa keemasan, dikenal tidak hanya di Nusantara melainkan hingga negara-negara besar kala itu.
"Filosofi masa keemasan itulah diharapkan dapat terulang sehingga keadilan dan kesejahteraan masyarakat Kaltim secara keseluruhan bisa tercapai, di samping para generasi penerus bisa lebih mengenal dan memperdalam sejarah bangsanya sendiri," kata Sofyan Alex. (RMT/A041)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: