Kementerian PUPR lanjutkan program Pamsimas dengan menggunakan APBN
6 Juni 2023 17:32 WIB
Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti dalam Indonesia Water & Wastewater Expo & Forum (IWWEF) 2023 di Jakarta, Selasa (6/6/2023). ANTARA/Aji Cakti
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya melanjutkan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat dengan menggunakan APBN.
"Menurut kami Pamsimas itu besar sekali manfaatnya untuk masyarakat yang berada di pedesaan, sehingga kami melanjutkan (Pamsimas) dengan menggunakan dana APBN karena ini sangat membantu masyarakat," ujar Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti dalam Indonesia Water & Wastewater Expo & Forum (IWWEF) 2023 di Jakarta, Selasa.
Diana mengatakan, program Pamsimas sebetulnya merupakan bantuan dari Bank Dunia dulunya, yang dilakukan dengan menggunakan pemberdayaan masyarakat, tetapi saat ini bantuan dari Bank Dunia sudah berakhir.
Baca juga: Dinas PUPR: 95 pamsimas di Jepara beroperasi dengan baik
Masyarakat berperan penting dalam program Pamsimas, di mana masyarakat melakukan perencanaan sendiri sampai dengan pembangunan serta kemudian terdapat sharing dari masyarakat untuk pengelolaannya yang dilakukan sendiri oleh masyarakat.
Dengan demikian keberlanjutan atau sustainability daripada air yang ada di daerah tersebut tetap terjaga, karena masyarakat akan membutuhkan.
Daerah yang sebelumnya tidak ada air dengan adanya program Pamsimas maka masyarakat bisa mendapatkan air secara langsung sehingga otomatis hal tersebut menjadi keuntungan bagi masyarakat.
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan saat ini sudah ada sekitar 37.000 unit Pamsimas dan telah melayani 25,9 juta jiwa.
Kegiatan Pamsimas dilaksanakan sepenuhnya oleh masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pengelolaan sarana terbangun dengan mengedepankan kearifan lokal di masing-masing wilayah.
Baca juga: PUPR: Integrasi air minum dan pengolahan air limbah tingkatkan layanan
Pamsimas merupakan program yang punya militansi. Target utamanya di daerah yang tidak punya air, sehingga kalau ditempatkan di daerah yang banyak airnya tidak tepat sasaran. Tugas dari para pendamping agar dapat mengarahkan sasarannya.
Hal ini demi mewujudkan Sustainable Development Goals keenam yaitu menjamin ketersediaan serta pengelolaan air minum yang aman dan terjangkau untuk semua hingga 2030.
"Menurut kami Pamsimas itu besar sekali manfaatnya untuk masyarakat yang berada di pedesaan, sehingga kami melanjutkan (Pamsimas) dengan menggunakan dana APBN karena ini sangat membantu masyarakat," ujar Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti dalam Indonesia Water & Wastewater Expo & Forum (IWWEF) 2023 di Jakarta, Selasa.
Diana mengatakan, program Pamsimas sebetulnya merupakan bantuan dari Bank Dunia dulunya, yang dilakukan dengan menggunakan pemberdayaan masyarakat, tetapi saat ini bantuan dari Bank Dunia sudah berakhir.
Baca juga: Dinas PUPR: 95 pamsimas di Jepara beroperasi dengan baik
Masyarakat berperan penting dalam program Pamsimas, di mana masyarakat melakukan perencanaan sendiri sampai dengan pembangunan serta kemudian terdapat sharing dari masyarakat untuk pengelolaannya yang dilakukan sendiri oleh masyarakat.
Dengan demikian keberlanjutan atau sustainability daripada air yang ada di daerah tersebut tetap terjaga, karena masyarakat akan membutuhkan.
Daerah yang sebelumnya tidak ada air dengan adanya program Pamsimas maka masyarakat bisa mendapatkan air secara langsung sehingga otomatis hal tersebut menjadi keuntungan bagi masyarakat.
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan saat ini sudah ada sekitar 37.000 unit Pamsimas dan telah melayani 25,9 juta jiwa.
Kegiatan Pamsimas dilaksanakan sepenuhnya oleh masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pengelolaan sarana terbangun dengan mengedepankan kearifan lokal di masing-masing wilayah.
Baca juga: PUPR: Integrasi air minum dan pengolahan air limbah tingkatkan layanan
Pamsimas merupakan program yang punya militansi. Target utamanya di daerah yang tidak punya air, sehingga kalau ditempatkan di daerah yang banyak airnya tidak tepat sasaran. Tugas dari para pendamping agar dapat mengarahkan sasarannya.
Hal ini demi mewujudkan Sustainable Development Goals keenam yaitu menjamin ketersediaan serta pengelolaan air minum yang aman dan terjangkau untuk semua hingga 2030.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: