Destatis: Ekspor Jerman ke China naik 10,1 persen pada April 2023
6 Juni 2023 17:29 WIB
Pengunjung melihat robot pembersih cerdas KIRA B65 Classic oleh perusahaan Jerman Karcher di China International Consumer Products Expo (CICPE) di Haikou, Provinsi Hainan, China, pada 13 April 2023. (ANTARA/Xinhua/Yang Guanyu)
Berlin (ANTARA) - The Federal Statistical Office of Germany (Destatis) atau Kantor Statistik Federal Jerman, Senin (5/6), mencatat ekspor Jerman ke China naik 10,1 persen secara bulanan pada April menjadi 8,5 miliar euro atau 9,1 miliar dolar AS.
Dengan impor dari China naik 1,9 persen menjadi 12,9 miliar euro, China terus menjadi mitra dagang luar negeri besar bagi Jerman pada April.
"China tetap penting untuk perdagangan luar negeri," kata Presiden Asosiasi Grosir, Perdagangan Luar Negeri, dan Jasa (BGA) Jerman Dirk Jandura dalam sebuah pernyataan, Senin.
Menurut studi terbaru dari Institut Riset Ekonomi Austria (WIFO), atas nama Foundation for Family Business, apabila ekonomi terbesar Eropa memisahkan diri dari China, maka produk domestik bruto (PDB) Jerman akan turun dua persen, sehingga mengakibatkan kerugian tahunan senilai hampir 57 miliar euro.
"Memisahkan ekonomi kita dari pasar China tidak akan menguntungkan pekerjaan di Jerman. Negara lain akan menggantikan kita," kata Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner pada awal tahun 2023.
Total ekspor Jerman pada April naik tipis sebesar 1,2 persen secara bulanan dan mencapai 130,4 miliar euro, menurut Destatis. Sementara itu, impor turun 1,7 persen menjadi 112,0 miliar euro
"Ekspor kami telah berkembang secara positif berkat situasi ekonomi yang membaik di China dan Amerika Serikat (AS), tetapi kami melihat lebih banyak tren kesamping di sini," kata Jandura.
Dia menambahkan bahwa kenaikan harga karena inflasi yang tinggi melebihi keuntungan yang diperoleh.
"Situasinya tampak lebih baik dibandingkan yang sebenarnya," imbuhnya.
Pada Mei, sentimen di industri ekspor Jerman lebih buruk dibandingkan bulan sebelumnya, sebut Institute for Economic Research. Ekspektasi ekspor turun hingga 4,7 poin dalam basis bulanan menjadi hanya 6,5 poin atau level terendah sejak November 2022.
"Kenaikan suku bunga global secara perlahan berdampak pada permintaan. Ekonomi ekspor Jerman kekurangan momentum," ungkap seorang pakar Klaus Wohlrabe.
Dengan impor dari China naik 1,9 persen menjadi 12,9 miliar euro, China terus menjadi mitra dagang luar negeri besar bagi Jerman pada April.
"China tetap penting untuk perdagangan luar negeri," kata Presiden Asosiasi Grosir, Perdagangan Luar Negeri, dan Jasa (BGA) Jerman Dirk Jandura dalam sebuah pernyataan, Senin.
Menurut studi terbaru dari Institut Riset Ekonomi Austria (WIFO), atas nama Foundation for Family Business, apabila ekonomi terbesar Eropa memisahkan diri dari China, maka produk domestik bruto (PDB) Jerman akan turun dua persen, sehingga mengakibatkan kerugian tahunan senilai hampir 57 miliar euro.
"Memisahkan ekonomi kita dari pasar China tidak akan menguntungkan pekerjaan di Jerman. Negara lain akan menggantikan kita," kata Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner pada awal tahun 2023.
Total ekspor Jerman pada April naik tipis sebesar 1,2 persen secara bulanan dan mencapai 130,4 miliar euro, menurut Destatis. Sementara itu, impor turun 1,7 persen menjadi 112,0 miliar euro
"Ekspor kami telah berkembang secara positif berkat situasi ekonomi yang membaik di China dan Amerika Serikat (AS), tetapi kami melihat lebih banyak tren kesamping di sini," kata Jandura.
Dia menambahkan bahwa kenaikan harga karena inflasi yang tinggi melebihi keuntungan yang diperoleh.
"Situasinya tampak lebih baik dibandingkan yang sebenarnya," imbuhnya.
Pada Mei, sentimen di industri ekspor Jerman lebih buruk dibandingkan bulan sebelumnya, sebut Institute for Economic Research. Ekspektasi ekspor turun hingga 4,7 poin dalam basis bulanan menjadi hanya 6,5 poin atau level terendah sejak November 2022.
"Kenaikan suku bunga global secara perlahan berdampak pada permintaan. Ekonomi ekspor Jerman kekurangan momentum," ungkap seorang pakar Klaus Wohlrabe.
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023
Tags: