New York (ANTARA) - Perawat dan tenaga kesehatan (nakes) migran di Amerika Serikat (AS) dihadapkan pada kondisi kerja yang tidak aman, pencurian upah, dan ancaman terbelit utang puluhan ribu dolar apabila berhenti atau dipecat.

Mereka berasal dari negara lain yang bekerja di Amerika Serikat untuk mengisi ribuan lowongan pekerjaan.

"Dalam sejumlah wawancara, lebih dari selusin nakes imigran dari seluruh AS mengatakan bahwa mereka ditempatkan pada pekerjaan yang stafnya sangat sedikit, sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien, dan mereka pun mengkhawatirkan keselamatan fisik mereka," menurut laporan NBC News, Minggu (4/6).

Mereka juga mengatakan dibayar lebih rendah daripada rekan-rekan mereka asal AS, meskipun undang-undang imigrasi mengharuskan mereka dibayar sesuai upah lokal yang berlaku, bekerja lembur tanpa dibayar, dan ditipu perihal tunjangan, seperti perumahan gratis, yang dalam satu kasus berupa kamar kosong di panti wreda tempat perawat tersebut bekerja, urai laporan tersebut.

Presiden Pusat Hukum Perdagangan Manusia Martina Vandenberg menyebutkan ada kontrak tidak masuk akal yang menjebak para pekerja dalam jeratan utang, sehingga mustahil untuk keluar dari pekerjaan mereka.

"Para pekerja ini diborgol oleh utang, tidak bisa membebaskan diri," ujarnya.