Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyatakan, pelaksanaan program beras subsidi untuk masyarakat berkontribusi secara signifikan dalam upaya pengendalian inflasi di Kalteng.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Kalimantan Tengah Riza Rahmadi di Palangka Raya, Senin, menjelaskan, sampai saat ini program beras subsidi terus dilaksanakan dan terbukti berhasil menurunkan tingkat inflasi.

"Penurunan ini bisa dilihat dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) terutama untuk dua kota sampel inflasi di Kalimantan Tengah, baik Palangka Raya maupun Sampit," terangnya.

Baca juga: Bulog NTT salurkan 60 persen beras bantuan pangan program pemerintah

Untuk Palangka Raya berdasar data perkembangan inflasi April, salah satu komoditas utama penyumbang inflasi adalah beras dengan 0,21 persen dan pada Mei ini meski masih menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi namun sudah menurun menjadi 0,10 persen.

Untuk Sampit yang pada April beras juga menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi dengan 0,032 persen, pada Mei ini berhasil diintervensi sehingga beras tidak termasuk sebagai salah satu komoditas penyumbang inflasi di daerah setempat. Inflasi gabungan Kalimantan Tengah pada Mei 4,17 persen, menurun dibanding April 4,85 persen (yoy).

Program beras subsidi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah ini terlaksana bekerja sama dengan Bulog. Pada Mei 2023 ini penyaluran beras subsidi mencapai sekitar 500 ton yang menyasar berbagai daerah.

Di sisi lain Bulog juga tetap melaksanakan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang merupakan program pemerintah pusat. Mei 2023 ini penyaluran beras SPHP mencapai sekitar 134 ton.

Riza memaparkan, berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan ini sebagai tindak lanjut arahan Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran untuk tetap menjaga stabilisasi harga maupun daya beli masyarakat.

"Selain beras, saat ini yang juga menjadi perhatian kami adalah beberapa komoditas pangan strategis lainnya, seperti bawang merah dan bawang putih, sebab keduanya cenderung dipasok dari luar daerah untuk.memenuhi kebutuhan," tuturnya.

Baca juga: Mentan yakin pasokan beras nasional cukup meski Vietnam pangkas ekspor

Riza menjelaskan, lantaran daerah setempat bukan sebagai daerah penghasil bawang merah dan bawang putih, salah satu upaya yang dilakukan adalah bersinergi bersama instansi terkait untuk menjaga stabilisasi pasokan dari daerah produsen seperti di wilayah Pulau Jawa maupun lainnya.

"Apalagi melihat perkembangan data inflasi terbaru, baik bawang merah maupun bawang putih, juga termasuk di antara komoditas penyumbang inflasi di Palangka Raya ataupun Sampit," tambahnya.