Dhaka (ANTARA) - Bangladesh kini tengah mengalami pemadaman listrik yang diprediksi berlangsung hingga dua pekan ke depan, ujar menteri negara untuk urusan energi dan sumber daya mineral Nasrul Hamid kepada wartawan pada Minggu (4/6).

Pemadaman itu akibat kenaikan konsumsi listrik dampak kenaikan suhu yang menyebabkan pembangkit listrik kekurangan bahan bakar.

Bangladesh mengalami kekurangan listrik yang parah sejak April karena gelombang panas yang mengakibatkan melonjaknya permintaan listrik. Selain itu, bencana angin topan juga memutus pasokan gas alam untuk pembangkit bahan bakar.

Negara ini juga membatasi impor gas alam cair (LNG), yang digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik utamanya, setelah harganya menyentuh rekor tertinggi pada paruh kedua tahun 2022 dan berimbas pada mahalnya harga LNG.

"Kondisi ini mungkin akan berjalan selama dua pekan lagi," jelas Hamid.

Menurutnya, masalah ini terjadi karena pihaknya belum mampu memastikan pasokan batu bara dan gas yang memadai.

Pemadaman listrik mengancam sektor produksi pakaian jadi di Bangladesh yang menyumbang lebih dari 80 persen ekspor dan merupakan pemasok bagi jenama besar dunia seperti Walmart, Gap Inc, H&M, VF Corp, Zara, dan American Eagle Outfitters.

Turunnya nilai ekspor tersebut akan memperburuk cadangan dolar Bangladesh, yang telah anjlok hampir sepertiga dalam 12 bulan terakhir pada April sehingga telah menyentuh level terendah dalam tujuh tahun terakhir.

Kondisi ini juga membatasi kemampuan untuk membayar impor bahan bakar.

Hamid mengatakan pejabat sektor listrik negara telah bekerja untuk mencegah kekurangan bahan bakar selama dua bulan terakhir, namun konsumsi yang lebih tinggi membuat tugas lebih sulit.

Pemerintah Bangladesh juga telah memutuskan untuk menghentikan pengoperasian pembangkit listrik tenaga batu bara mulai Selasa esok karena terbatasnya bahan bakar selama beberapa hari ke depan sehingga diprediksi akan memperburuk keadaan, ujar seorang pejabat senior dari kementerian energi.

"Hanya hujan yang bisa memberi kami sedikit kelegaan karena permintaan listrik berkurang saat hujan," kata pejabat yang menolak disebutkan namanya karena tidak berwenang berbicara kepada media.

Pemadaman listrik yang sering terjadi juga menuai kritik dari partai-partai oposisi.

"Seluruh negeri hampir tidak memiliki aliran listrik. Orang-orang sakit karena cuaca yang sangat panas," kata Ruhul Kabir Rizvi, pemimpin senior oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh.

Baca juga: Bangladesh alami pemadaman listrik terburuk akibat Siklon Mocha
Baca juga: Bangladesh tekor pasokan listrik saat cuaca panas menyengat ​​​​​​​

Sumber: Reuters