Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan ekonomi nasional 2012 yang hanya mencapai 6,23 persen ditengarai salah satunya akibat impor bahan bakar minyak yang mempengaruhi neraca perdagangan nasional sehingga untuk mengantisipasi tersebut pemerintah akan terus mendorong kebijakan-kebijakan agar konsumsi bahan bakar bisa lebih terarah.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis sore, usai menyambut kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari kunjungan ke luar negeri mengatakan impor bahan bakar memberikan pengaruh yang besar terhadap neraca perdagangan yang memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi.

"Memang yang paling terasa itu adalah pada sisi neraca perdagangan terutama migas kita yang defisit negatif. Pertumbuhannya juga negatif sehingga manufaktur juga, terseret pertumbuhan manufaktur kita. Di sisi suplai, manufaktur juga karena faktor migas sehingga tumbuhnya menjadi 5 persen sekian," kata Hatta kepada wartawan.

Untuk mencegah hal yang sama terulang, Hatta mengatakan pada 2013 pemerintah akan lebih hati-hati mengatur sektor migas ini sehingga memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Migas tentu ke depan ini meningkatkan optimalisasi pendapatan tapi juga belanja juga harus dijaga betul lebih efisien, lebih efektif belanjanya," katanya.

Hatta mengajak semua komponen untuk dapat menghemat penggunaan bahan bakar minyak sehingga impornya tidak semakin besar.

Selain akibat neraca perdagangan migas, faktor lain yang mendorong tidak tercapainya target pertumbuhan ekonomi adalah anjloknya harga komoditi dan faktor eksternal lainnya yang terkait perdagangan dunia.

"Ya kita harus hati-hati sekarang. Jaga betul impor, kendalikan konsumsi," katanya.
(*)