Batam (ANTARA News) - Pemerintah Kota Batam membutuhkan anggaran antara Rp600 miliar hingga Rp1,6 triliun untuk mengolah sampah di Tempat Pembuangan Akhir Telaga Punggur menjadi bahan bakar.

"Kami merencanakan sampah di sana dapat diolah hingga menjadi bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan industri. Namun untuk menjadikan sampah di TPA Telaga Punggur menjadi bahan bakar untuk industri butuh anggaran Rp600 miliar sampai Rp1,6 triliun," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam Suleman Nababan di Batam, Kamis.

Suleman menyatakan, saat ini ada dua jenis sampah yang dikelola di TPA Telaga Punggur yaitu sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumahtangga yang dihasilkan dari kawasan industri.

"Volume sampah yang dihasilan tiap hari bisa mencapai 1.000 ton. Kalau tidak ditangani dengan diolah menjadi bahan bakar untuk keperluan industri, kapasitas TPA akan cepat habis," kata dia.

Meski masih harus melalui beberapa tahap untuk merealisasikan hal itu, kata dia, Pemerintah Kota Batam akan serius mengupayakan hal tersebut.

Wali Kota Batam Ahmad Dahlan sebelumnya mengatakan lima penanam modal asing (PMA) tertarik mengola sampah di Tempat Pembuangan Akhir Kota Batam Kepulauan Riau.

"Ada lima perusahaan asing yang menyatakan tertarik menangani sampah di TPA Telaga Punggur," kata Wali Kota Batam Ahmad Dahlan.

Rencana pengelolaan limbah Batam ditawarkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional kepada puluhan penanam modal asing dalam temu pasar.

Wali Kota mengatakan pemerintah akan membuat kajian terbaru mengenai pengelolaan limbah di Batam, bekerja sama dengan Bappenas.

Dahlan mengatakan, meski saat ini TPA Telaga Punggur merupakan aset dari Badan Pengusahaan (BP) Batam namun lembaga tersebut bersedia untuk menyerahkan pada pemerintah kota.

"Pada prinsipnya BP Batam bersedia menyerahkan aset TPA Telaga Punggur untuk dikelola, tinggal menentukan luasnya dan teknis lainnya," katanya.
(KR-LNO)